Kualasimpang. RU – Gebrakan Gubernur Aceh, Muzakir Manaf akan melakukan pengukuran ulang seluruh Hak Guna Usaha (HGU) yang dikuasai perusahaan perkebunan di bumi Serambi Mekah didukung penuh oleh Bupati Aceh Tamiang, Drs. H. Armia Fahmi MH.
Seperti yang diungkapkan Mualem (Muzakir Manaf) dalam pidatonya seusai melantik pasangan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tamiang, Armia Fahmi-Ismail pada Senin (17/02/2025) malam di Ruang Sidang Utama Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tamiang.
“Kita akan mengukur ulang luas HGU yang ada, jika ternyata ada didapatkan HGU yang luasnya melebihi dari jumlah yang ada izin, selebihnya akan kita serahkan kepada masyarakat. Dan setiap kebun harus menggunakan kebun plasma sebanyak 20%,” ungkap Mualem.
Sementara itu, Armia Fahmi secara tegas menyatakan bahwa apa yang diucapkan sang Gubernur yang baru beberapa menit lalu melantiknya sebagai Bupati Aceh Tamiang ini merupakan suatu langkah yang tepat dan harus didukungnya.
“Kami mendukung penuh Bapak Gubernur atas pengukuran ulang terhadap semua HGU di Aceh Tamiang ini,” ujar Armia Fahmi.
Bukan hanya persoalan pengukuran ulang lahan HGU, Fahmi juga menyatakan sikap dukungannya terhadap langkah-langkah positif yang bakal ditempuh Gubernur Aceh Ini, yakni menghapus barcode diseluruh Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) yang ada di Aceh.
Imbuh Armia Fahmi, Kota Kualasimpang merupakan Kota pertama yang ditemui di Aceh jika perjalanan menuju Aceh ditempuh melalui jalur darat lintas Timur. Hal ini disebabkan Kabupaten Aceh Tamiang merupakan pintu gerbangnya Aceh.
Sayangnya Kota Kualasimpang terkesan terlihat kumuh dan semerawut karena menjadi lintasan bagi semua jenis kendaraan. Sehingga perlu dilakukan terobosan lain dengan melanjutkan program yang telah ada, yakni melanjutkan pembangunan jalan elak.
“Jadi terkesan terlihat kumuh untuk kita lihat, sebab itu kita perlu dukungan penuh dari Bapak Gubernur untuk melanjutkan pembangunan jalan lingkar atau jalan elak,” kata Fahmi.
Dukungan program yang diharapkan Armia Fahmi dari Muzakir Manaf yang lainnya iyalah tentang penanggulangan Banjir yang kerap melanda Kabupaten Aceh Tamiang.
“Kalau melakukan penanggulangan banjir Aceh Tamiang jelas tidak memiliki kemampuan, hal ini dikarenakan keterbatasan anggaran Aceh Tamiang .
Bahkan pintu gerbang masuk Provinsi Aceh diperbatasan Sumatera Utara juga menjadi topik penting dalam pidatonya Armia Fahmi.
Ujarnya, melihat kondisi perbatasan pintu gerbangnya Aceh itu terkesan belum ada nuansa ke Acehan.
“Mungkin nanti ke depan mohon izin, kami juga nanti akan membuat usulan supaya gerbang masuk ke Aceh, sehingga orang dari Sumatera Utara masuk ke Aceh bisa mengetahui dan berkata, wah ini kita sudah masuk ke Aceh Tamiang,” sebut Fahmi.
Sehingga harapan Fahmi kepada Gubernur Aceh mohon izin supaya nanti ini bisa kita bangun juga gerbang supaya bisa kita bangun,” kata Mualem.
“Dukungan yang sama tentunya kita harapkan dari seluruh anggota DPR Aceh Tamiang, DPR-RI, DPD-RI agar dapat membantu percepatan kemajuan yang signifikan menjadi daerah yang Madani sejahtera dan bermartabat,”. (*)