Banda Aceh. RU – Masyarakat Beutong Ateuh Banggalang, Kabupaten Nagan Raya menemui Gubernur Aceh pada Senin (08/09/2025) untuk mendesak pemerintah mengeluarkan Beutong dari Zona Tambang Nasional.
Delegasi warga Beutong itu turun ke Banda Aceh dipimpin Teungku Malikul Aziz, anak mendiang ulama kharismatik Aceh, Teungku Bantaqiyah.
Kepada Gubernur Aceh Muzakir Manaf, masyarakat Beutong Ateuh Banggalang menegaskan sikap penolakan terhadap segala bentuk pertambangan, bahkan pertambangan rakyat sekalipun yang saat ini menjadi isu populer di pemerintahan Aceh.
“Bagi kami, Beutong Ateuh Banggalang harus dikeluarkan dari zona tambang nasional,” tegas Teungku Malikul Aziz.
Seperti diketahui, Pemerintah Pusat memasukkan wilayah Beutong Ateuh Banggalang dalam kawasan strategis investasi tambang sesuai dengan Keputusan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 86 Tahun 2022 tentang Wilayah Pertambangan Provinsi Aceh.
Menjawab desakan warga tersebut, Gubernur Muzakkir Manaf mengatakan, “Kita tidak akan memberikan Beutong untuk pihak luar, sumber daya alam kita hanya untuk kesejahteraan masyarakat Aceh,” ujar gubernur yang dikenal dengan panggilan Mualem itu.
Perwakilan masyarakat Beutong juga mendatangi gedung DPRA pada Selasa (09/09/2025) yang diterima Ketua Komisi I DPRA, Teungku Muharuddin.
“Kami datang ke sini untuk meminta dukungan dari wakil rakyat kami agar Beutong dikeluarkan dari zona tambang nasional,” ujar Teungku Malikul Mahdi, putra bungsu Teungku Bantaqiyah.
Terkait permintaan ini, Tgk Muharuddin pun berjanji akan meneruskan aspirasi ini kepada Pemerintah Pusat di Jakarta. “Kami akan sampaikan aspirasi ini kepada Pemerintah Pusat di Jakarta,” ujarnya.
Audiensi ke Komisi I DPRA itu kemudian ditutup dengan menyerahkan dokumen petisi “Selamatkan Beutong dari Ancaman Tambang” yang diluncurkan di website hutanhujan.org dalam Bahasa Indonesia, Inggris, Jerman, Belanda, Spanyol, Portugis, Prancis, dan Italia.
Petisi tersebut telah mendapat perhatian besar dari masyarakat internasional, dan hingga Sabtu (13/09/2025) sudah ditandatangani 85.235 orang dari berbagai penjuru dunia.(TH05)