Arus Deras Sungai Alas Telan Korban, Sejumlah Wilayah Terisolasi

Salah satu korban jiwa yang hanyut di sungai Alas. Kamis 27 November 2025. [Foto Dok : rahasiaumum.com/AFW016]

Kutacane. RU – Tim Basarnas Kutacane terus menyisir Sungai Alas, Aceh Tenggara, untuk mencari satu korban hilang setelah tiga warga dilaporkan hanyut terseret arus pada Kamis (27/11/2025).

Dalam peristiwa tersebut, satu orang ditemukan meninggal, satu lainnya selamat, sementara satu korban masih dalam pencarian.

Korban selamat diketahui bernama Tio, santri Pesantren Badrul Ulum Seldok Aceh Tenggara asal Cempa, Blangkejeren.

Ia ditemukan di kawasan Kuta Pasir, Kecamatan Badar, dengan kondisi lemah sebelum dievakuasi ke rumah sakit. Tio merupakan putra pasangan Irpan dan Kasmawati.

Tio mengatakan kepada tim SAR, ia bersama dua rekannya terseret arus deras Sungai Alas.

Koordinator Basarnas Kutacane, Muhammad Amri, mengatakan dua tim telah dikerahkan untuk melakukan penyisiran di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Alas.

“Satu korban ditemukan selamat, satu ditemukan meninggal dunia, dan satu lagi masih dalam pencarian. Kondisi arus sungai sangat kuat sehingga tim harus bekerja dengan penuh kehati-hatian,” ujarnya.

Empat Jembatan Putus, Transportasi Lumpuh, di luar peristiwa hanyutnya tiga warga, banjir yang terjadi selama tiga hari terakhir menimbulkan kerusakan infrastruktur cukup luas.

Empat jembatan rangka baja terdampak satu ambruk dan tiga putus total akibat kuatnya abrasi sungai.

Adapun jembatan yang mengalami kerusakan tersebut ialah, jembatan di Desa Pedesi, Kecamatan Bambel (ambruk), Jembatan Mbarung, Kecamatan Babussalam, Jembatan Natam, Kecamatan Darul Hasanah, dan Jembatan Salim Pipit Kecamatan Babul Rahmah.

Kerusakan itu membuat sejumlah wilayah terisolasi dan aktivitas transportasi darat lumpuh. Warga mengaku kesulitan untuk berpindah antar-kecamatan, sementara bantuan logistik harus menempuh jalur alternatif yang lebih jauh.

Selain infrastruktur, lahan pertanian warga juga mengalami kerusakan parah. Banyak tanaman yang memasuki masa panen dipastikan gagal akibat derasnya arus banjir yang merendam dan merusak lahan.

Pendataan Masih Berjalan, Kepala Pelaksana BPBD Aceh Tenggara, Mohd Asbi, melalui Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Dodi Sukmariga Tajmal, mengatakan bahwa banjir menggenangi permukiman di sejumlah kecamatan, termasuk Bambel, Tanoh Alas, Babul Rahmah, Darul Hasanah, Bukit Tusam, Babusalam, Lawe Bulan, Lawe Sumur, dan Badar.

“Data sementara menunjukkan tiga jembatan rangka baja putus. Pendataan wilayah terdampak banjir masih terus dilakukan, mengingat intensitas hujan sejak malam hingga siang ini masih tinggi,” ujarnya.

Hingga kini, BPBD belum mengeluarkan estimasi resmi kerugian akibat banjir.

Masyarakat berharap pemerintah daerah dapat mengambil langkah cepat dan terukur dalam menangani dampak banjir, terutama di wilayah yang terisolasi.

Warga juga meminta agar pemerintah segera memetakan kondisi terbaru di lapangan dan menggerakkan seluruh sumber daya untuk mempercepat evakuasi dan pemulihan.

“Cuaca sulit ditebak. Pemerintah harus lincah dan jangan menunda langkah penanggulangan,” ujar seorang warga di Kecamatan Badar.

Saat ini, tim SAR, BPBD, dan relawan terus bekerja di lokasi, berupaya memulihkan jalur transportasi sekaligus mencari satu korban yang masih hilang.(AFW016)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *