Blangpidie. RU – Peternak ayam broiler di Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Muhammad Hatta mengaku merugi hingga ratusan juta rupiah akibat 18.000 ekor ayamnya mati karena listrik padam selama tiga hari.
“Ayam siap panen yang saya budidayakan itu mati kepanasan karena listrik padam,” kata Hatta dikutip Jumat (03/10/2025).
Adapun bobot ayam yang akan dipanen seberat 2 kilogram dengan hitungan per kilogram Rp25 ribu. “Jika saya hitung secara keseluruhan, kerugian saya mencapai Rp800 juta,” katanya.
Ia menuturkan dirinya telah mengkonfirmasi pihak PLN terkait pemadaman listrik sebagai bagian antisipasi agar kandang yang menggunakan sistem Close House (CH) dapat terus tersuplai arus listrik.
“Saya tanya lewat grup dan aplikasi terkait pemadaman, ada petugas yang datang, tapi mereka tidak menyampaikan berapa lama pemadaman akan berlangsung,” katanya.
Muhammad Hatta ikut mencari alternatif dengan memasok listrik ke kandang menggunakan genset yang hidup selama tiga hari.
“Hari ketiga sekitar pukul 15.00 WIB genset sudah tidak mampu lagi untuk mensuplai arus akibat dihidupkan terus-menerus, dan genset pun down. Saat udara, suhu, kelembapan, dan kualitas udara tidak baik lagi karena sistem kipas mati, ayam pun mati,” katanya.
Ia juga mengaku kecewa karena tidak ada pemberitahuan secara pasti, sebab jika disampaikan secara jelas dapat menyiapkan genset yang cukup untuk memastikan angin tersedia dengan cukup di dalam kandang.
“Jika waktu pemadaman disampaikan dengan jelas, pasti saya akan mencari genset tambahan agar tidak merugi karena ayam akan mati kepanasan,” katanya.
Pengusaha ternak tersebut meminta PLN bertanggung jawab penuh terhadap kerugian yang dideritanya, karena dia tidak pernah diberitahukan adanya rencana pemadaman listrik tersebut.(TH05)