‘Carut Marut’ Pelayanan PDAM Tirta Tamiang, Gobang: Selesaikan Masalah Hulu

Ilustrasi Keran Air PDAM
banner 120x600
banner 468x60

Oleh : Syawaluddin Redaktur Pelaksana rahasiaumum.com

Bicara tentang kebutuhan Air Bersih, tentu menyangkut dengan lingkup kehidupan manusia. Sebab Air merupakan kebutuhan pokok untuk; Minum, Mandi, Masak, Cuci dan Kakus.

Manusia tidak dapat hidup normal tanpa Air. Air dan kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.

Sejatinya, Air bersih digunakan untuk masak dan minum. Bagaimana jika Air bersih tidak ada, tentu manusia mengandalkan Air tadah hujan untuk memperoleh Air yang layak konsumsi.

Pun begitu, Air hujan juga sangat banyak mengandung zat kimia [Gas Atmosfer, Asam Nitrat, Partikel Halus, Logam Berat, Bahan Organik dan Garam Laut] seyogianya tidak baik untuk dikonsumsi bahkan cenderung membahayakan bagi tubuh.

Sadar terhadap bahayanya, manusia pun menciptakan mesin intake [Mesin Pompa Air kapasitas besar, biasa dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sekarang Perusahaan Umum Daerah] untuk mendistribusikan Air Bersih kepada masyarakat.

Setelah melalui proses penyaringan untuk memisahkan partikel dan zat berbahaya yang terkandung di dalamnya, hingga Air benar-benar layak dikonsumsi dengan tingkat kejernihan layak konsumsi secara maksimal.

Kondisi Perumda Air Bersih Tirta Tamiang

Bicara Air Bersih, erat kaitannya dengan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Tamiang, perusahaan Air Bersih plat merah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tamiang yang mendistribusikan Air Bersih kepada 31.233 pelanggan.

Dengan rincian sebanyak 29.160 merupakan pelanggan aktif dan 2.073 pelanggan non aktif untuk sambungan rumah atau SR.

Pertanyaannya, apakah para pelanggan sudah merasa puas dengan pelayanan yang ada saat ini?, tentu saja masih jauh dari kata puas, apalagi sempurna.

Mengingat, Intake yang ada saat ini kondisinya sudah uzur [Harus dilakukan pergantian] apalagi itu, sudah banyak terjadi penyusutan mesin, berdampak kepada suplai air menjadi tidak maksimal.

Ini salah satu pemicu supali Air Bersih kepada pelanggan tidak memuaskan. Di mana warna air terkadang jernih dan atau keruh bercampur tanah.

Ditambah, sedimentasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Tamiang begitu tinggi, memaksa intake bekerja abnormal [Terkadang macet dan harus diperbaiki] sampai kotoran lumpur pun ikut tersedot.

Sampai Air yang diterima oleh pelanggan, kuning dan kotor. Pun begitu pemerintah Aceh Tamiang harus berpikir untuk meningkatkan mutu kejernihan air layak konsumsi.

Di antaranya memperbaiki intake atau menukar dengan mesin baru, plus pembangunan embung [Waduk] sebagai wadah penyimpan air untuk disedot oleh intake agar terhindar dari sedimentasi DAS Tamiang.

Dukungan Pemerintah dan Keluhan Pelanggan

Pada saat ini Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang telah melakukan perubahan nama yang awalnya PDAM menjadi Perumda berdasarkan Qanun No 6 Tahun 2020 Tentang Pembentukan Perumda Air Minum Tirta Tamiang yang disahkan pada tahun 2021 berjalan hingga saat ini.

Permasalahan yang terjadi saat ini adanya keluhan dari pelanggan tentang kualitas pelayanan pihak Perumda air Minum Tirta Tamiang yaitu air bewarna kekuning-kuningan, berkeruh, air sering mati dan air macet sehingga tekesan tidak layak dikonsumsi, dan juga debit air yang kecil.

Strategi untuk meningkatkan pelayanan air bersih dalam menjaga kualitas, kuantitas, dan kontinuitas, harus melalui penelitian kualitatif bersifat analisis deskriptif, pegumpulan data melalui observasi.

Plus Perumda memiliki Kekuatan (Strengths), salah satunya adanya dukungan pemerintah, jumlah pelanggan mengalami peningkatan, selanjutnya pada kelemahan (Weaknesses) yaitu adanya pelaporan kurang tertib [Sistem produksi masih kurang sempurna dan kehilangan air tinggi]. Pada bagian Peluang (Opportunities) yaitu keinginan berlangganan baru, pola pemakain air cukup tinggi.

Selanjutnya pada Ancaman (Threats) yaitu penyedotan air tanah oleh industri, penebangan liar hutan dan ladang. Akan memperburuk keadaan untuk mendapatkan Air Bersih yang optimal.

Strategis

Menerapkan regulasi yang melindungi sumber daya air dan mencegah penyedotan tanah yang berlebihan oleh industrI.

Memperbaiki dan memperbarui infrastruktur distribusi air seperti pipa, pompa untuk mengurangi gangguan layanan.

Meningkatkan kualitas pelayanan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan menambah personil di bidang teknik agar sebanding dengan tenaga yang dibutuhkan.

Perusahaan Air Minum Tirta Tamiang di dalam peningkatan infrastruktur perlu adanya perbaikan dan pengembangan infrastruktur jaringan distribusi air untuk memastikan pasokan air bersih bisa tersuplai ke desa-desa atau daerah-daerah pelosok yang konsisten dan berkualitas.

Selesaikan Masalah di Hulu

Kepala Bagian (Kabag) Teknik Zulfikar, SE Perumda Air Minum Tirta Tamiang, ada beberapa langkah untuk menangani air yang keruh dengan tingkat sedimentasi sungai yang kritis memerlukan pendekatan komprehensif.

Seperti Peningkatan Teknologi Pengolahan Air. Dengan demikian PDAM dapat meningkatkan teknologi pengolahan airnya dengan menggunakan metode yang lebih efektif, koagulasi dan flokulasi untuk menghilangkan partikel-partikel kecil yang menyebabkan kekeruhan.

Menggunakan filter yang lebih efektif, seperti filter membran atau filter multimedia. Dipadukan dengan menggunakan metode yang lebih efektif, seperti ozonisasi atau UV.

PDAM dapat bekerja sama dengan pemerintah setempat dan masyarakat untuk mengelola sumber air sungai, seperti; Mengurangi aktivitas yang menyebabkan sedimentasi, seperti penambangan pasir atau deforestasi.

Membangun infrastruktur untuk mengurangi erosi dan sedimentasi, seperti tanggul atau terasering. Mengembangkan program konservasi air dan pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai).

Pemantauan Kualitas Air

Perumda Air Minum Tirta Tamiang dapat melakukan pemantauan kualitas air secara teratur untuk mendeteksi perubahan kualitas air dan mengambil tindakan yang tepat.

Berkerja sama dengan masyarakat setempat untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi dalam pengelolaan sumber air dan lingkungan.

Selanjutnya Investasi Infrastruktur; Pemerintah dan Perumda dapat melakukan investasi infrastruktur untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pengolahan air, seperti pembangunan instalasi pengolahan air yang lebih modern.

Ajukan Anggaran ke BWS

Perumda Air Minum Tirta Tamiang untuk membangun jaringan Air Minum yang moderen bisa saja mengajukan anggaran ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera Utara – Aceh.

Sebab BWS adalah unit pelaksana teknis di bawah Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang bertanggung jawab mengelola sumber daya air di wilayah tertentu.

Terkait masalah sungai, BWS memiliki beberapa tugas dan fungsi, seperti; bertanggung jawab untuk mengelola sungai, termasuk pemeliharaan, perbaikan, dan pembangunan infrastruktur sungai.

BWS bekerja untuk mengendalikan banjir dengan membangun infrastruktur seperti tanggul, bendungan, dan sistem drainase.

Juga berperan dalam konservasi air dengan mengelola sumber daya air, memantau kualitas air, dan mengembangkan strategi untuk menghemat air.

Apalagi itu BWS melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap kondisi sungai dan infrastruktur yang ada untuk memastikan bahwa pengelolaan sungai dilakukan secara efektif dan efisien.

Dengan demikian, BWS memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan dan keberlanjutan sungai serta mengelola sumber daya air di Indonesia.

Kucuran Anggaran BWS

Untuk mendapatkan kucuran anggaran pembangunan Siteplan (tidak Sitefell) untuk pembangunan embung dari BWS, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan.

Perumda Air Minum Tirta Tamiang membuat proposal pembangunan embung yang detail dan komprehensif, termasuk rencana teknis, biaya, dan manfaat proyek.

Hubungi BWS setempat dan koordinasikan proposal pembangunan embung dengan mereka. Pastikan proposal Anda sesuai dengan prioritas dan program BWS.

Usulkan proposal pembangunan embung melalui pemerintah daerah setempat, seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) atau Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BPPD).

Pastikan proposal pembangunan embung Anda terintegrasi dengan rencana induk pengelolaan sumber daya air dan rencana pembangunan daerah.

Ajukan proposal pembangunan embung secara formal kepada BWS, lengkap dengan dokumen-dokumen pendukung, seperti studi kelayakan, desain teknis, dan rencana anggaran.

Pantau dan evaluasi proses pengajuan proposal Anda, serta siap untuk melakukan perubahan atau penyesuaian jika diperlukan.

Dengan demikian, kerja sama dengan BWS untuk mendapatkan kucuran anggaran pembangunan embung memerlukan koordinasi, pengusulan yang baik, dan pengintegrasian dengan rencana induk pengelolaan sumber daya air.(**)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *