Kualasimpang. RU – Warga korban banjir di Kabupaten Aceh Tamiang mengeluhkan tingginya biaya transportasi penyeberangan sungai sejak terputusnya Jembatan Lubuk Sidup, yang hingga kini belum mendapat solusi dari pemerintah daerah.
Di tengah kondisi ekonomi yang terpuruk akibat hilangnya tempat tinggal, sumber penghasilan, dan kebun, warga harus mengeluarkan biaya Rp 60.000 untuk sekali perjalanan pulang pergi menggunakan perahu menuju Kualasimpang atau Karang Baru.
“Setiap perjalanan dalam keperluan ke kota Kualasimpang atau ke Karang Baru, jelas keluar enam puluh ribu ongkos bayar boat PP, seharusnya pemerintah tanggap dan peka dengan situasi serta kondisi rakyatnya,” ujar Yanto, warga Kecamatan Bandar Pusaka, kepada rahasiaumum.com, Senin (29/12/2025).

Yanto berharap Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang menyediakan armada penyeberangan berupa perahu bermesin agar masyarakat tidak terus dibebani biaya Rp 30.000 per sepeda motor beserta penumpangnya.
“Jembatan terputus, pemerintah tidak peduli dengan kondisi ekonomi kami yang sekarang sudah sangat-sangat sekarat,” keluhnya.

Ia menilai penyediaan fasilitas penyeberangan oleh pemerintah dapat meringankan beban warga, terutama bagi masyarakat yang kehilangan pekerjaan pascabencana.
“Setidaknya masyarakat jangan dibebani biaya setinggi itu. Saya pribadi juga mengeluh, konon apalagi bagi masyarakat yang penghasilannya tidak jelas karena selama pasca banjir tidak memiliki lapangan kerja,” tutur Yanto.(S011)















