Kualasimpang. RU – Warga Desa Pengidam, Kecamatan Bandar Pusaka, Kabupaten Aceh Tamiang, baru menerima bantuan tenda pengungsian pada hari ke-33 pascabanjir hidrometeorologi yang merusak permukiman dan ribuan rumah penduduk.
Selama lebih dari satu bulan, warga yang kehilangan tempat tinggal terpaksa bertahan di tenda darurat buatan sendiri atau menumpang di rumah kerabat yang tidak terdampak banjir.
“Baru kemarin hari Minggu, 28 Desember 2025, baru datang kepada kami bantuan tenda pengungsian sebanyak 40 unit,” ujar warga Pengidam, Agus Saputra (30), kepada rahasiaumum.com, Senin (29/12/2025).
Agus mengaku tidak mengetahui penyebab keterlambatan distribusi tenda, meski akses darat menuju desanya telah kembali dapat dilalui melalui jalur Simpang Semadam setelah dibersihkan dari endapan lumpur.
“Di hari kesepuluh pasca banjir, pihak PTPN sudah mengoperasikan alat beratnya untuk membersihkan jalan hingga Semadam. Saya tahu betul armada darat dapat sampai ke kampung kami,” ujarnya.
Ia menyebut, bantuan sembako dari relawan menjadi penopang utama warga untuk bertahan hidup, sementara bantuan resmi baru menyusul dengan jumlah terbatas.
“Bantuan sembako dari relawanlah kami semua bisa bertahan hidup. Setelah itu baru menyusul bantuan yang dibawa oleh pihak aparat desa, itupun tidak sebanding yang kami terima dari relawan,” kata Agus.
Menurutnya, 40 tenda yang diterima diperuntukkan bagi kepala keluarga yang rumahnya hanyut dan hilang, bukan bagi seluruh warga terdampak banjir.
“Bantuan rumah itu hanya buat warga yang rumahnya hanyut dan hilang saja,” ujarnya, seraya menyebut 11 ekor sapi miliknya turut terseret arus banjir.(S011)















