Subulussalam.RU – Sekelompok warga petani di Kota Subulussalam turun ke lokasi penggalian parit yang direncanakan oleh perusahaan perkebunan, PT Laot Bangko.
Aksi itu dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap rencana pembuatan parit gajah di kawasan Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan, tepatnya di Divisi VI, Kampong Batu Napal, Kecamatan Sultan Daulat, Kamis, 13 November 2025.
Kedatangan warga yang mengklaim bertani di daerah tersebut bertujuan tunggal: meminta agar alat berat perusahaan tidak melakukan penggalian parit.
Alasan utama penolakan warga adalah kekhawatiran bahwa penggalian parit tersebut akan memutus akses jalan yang selama ini digunakan para pekebun untuk mengeluarkan hasil pertanian mereka.
“Jika pemaritan dilakukan, secara otomatis akses para petani yang memiliki kebun di dalam akan terbengkalai,” kata Samsuar Lingga, salah satu perwakilan petani, Sabtu (15/11/2025).
Samsuar menegaskan bahwa kedatangan mereka adalah untuk menghentikan aktivitas penggalian tersebut.
Ia juga memberi sinyal akan adanya aksi protes yang lebih besar jika tuntutan mereka diabaikan.
“Jika pemaritan tetap dilakukan kami akan melakukan aksi protes lagi. Jika ini tidak selesai kemungkinan besar kami masyarakat akan ke kantor wali kota dan DPRK Subulussalam untuk menyampaikan keluh kesah kami,” ujar Samsuar.
Hingga berita ini di turunkan ke meja Redaksi, Manejemen PT Laot Bangko belum memberikan keterangan terkait tuntutan warga.(MB017)















