Jantho. RU – Masyarakat Gampong Atong Kecamatan Montasik Aceh Besar menyambut antusias Program Gerakan Mahasiswa Keparawatan Peduli Masyarakat (GEMPAR) ke-13 Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala (USK) tahun 2025.
Hal itu sebagaimana disampaikan Asisten II Sekdakab Aceh Besar H.M Ali S.Sos MSi saat hadir langsung pada pembukaan GEMPAR di Gampong Atong, Montasik, Jum’at (26/09/2025).
“Tentu kita dapat menyaksikan, masyarakat menyambut antusias program GEMPAR Ke-13 Universitas Syiah Kuala ini, dan mereka menantikan berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan disini,” sebutnya.
M Ali mengatakan program GEMPAR ini sangat mendukung program Pemerintah Aceh Besar, apalagi program yang berkaitan dengan pemeriksaan kesehatan bagi lansia, pengobatan massal hingga berbagai edukasi terutama berkaita dengan stunting.
“Program GEMPAR telah turut mendukung program pemerintah Aceh Besar, untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas sinergitas yang terus terlaksana dengan berbagai kampus terutama USK,” ujar Asisten II Sekdakab Aceh Besar.
Ketua Panitia Gempar 13, Ade Rahmad Ilham, menegaskan bahwa pemilihan isu stunting bukan tanpa alasan.
“Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Aceh masih cukup tinggi, yakni sekitar 28,6 persen. Angka ini jauh di atas standar nasional yang ditetapkan sebesar 14 persen. Karena itu, kami merasa tema ini harus terus diangkat,” ujarnya.
Menurut Ade, Gempar setiap tahun selalu mengusung tema berbeda yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat.
“Setiap penyelenggaraan kami menyesuaikan dengan masalah kesehatan yang paling mendesak. Tahun ini kami memilih stunting karena kasusnya masih mengkhawatirkan di Aceh,” katanya menambahkan.
Ade juga mengungkapkan motivasinya memimpin kegiatan ini.
“Saya sempat dua kali ikut Gempar sebagai peserta. Rasanya luar biasa bisa turun langsung ke masyarakat, melihat bagaimana ilmu keperawatan kami bermanfaat. Itu yang mendorong saya berani mengajukan diri sebagai ketua panitia,” tuturnya.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini akan melibatkan edukasi gizi, penyuluhan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), serta pemeriksaan kesehatan dasar bagi masyarakat.
“Kami ingin masyarakat tidak hanya mendapat informasi, tetapi juga pendampingan agar praktik hidup sehat bisa diterapkan,” jelas Ade.(*)