Jakarta. RU ā Hari, 15 September 2025, paling bersejarah bagi penulis fiksi mini terbanyak Aceh Tamiang. Pegiat dan Pelaku seni itu pecahkan Museum Rekor Indonesia (MURI), sebagai penulis fiksi terbanyak seantero Indonesia.
Karya anak bangsa yang tak dapat dipungkiri kualitasnya, nama Aceh Tamiang terdongkrak di kancah nasional. Kiprahnya membahana di Auditorium Perpustakaan Nasional kala itu.
Masih segar diingatan, Penerbit SIP Publishing bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional RI menggelar Peluncuran Buku dan Penyerahan Piagam Pemecahan Rekor MURI Penulisan Fiksi Mini Terbanyak.
Penghargaan yang diberikan MURI setimpal dengan karya gemilang penulis fiksi terbanyak Aceh Tamiang.
Pengukuhannya pun berlangsung meriah, sontak Auditorium Perpustakaan Nasional RI, Lt. 2, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 11, Jakarta bergemuruh kagum.Tamiang, Kabupaten kecil, tepat berada di ujung Timur provinsi Aceh.
Gaungnya membangkitkan Asabat penulis tanah air. Mampu menelurkan penulis-penulis andal, bisa sejajar dengan penulis Nasional lainnya di Indonesia.
Ribuan penulis dari seluruh Indonesia tumpah di Auditorium Perpustakaan Nasional RI mereka berpartisipasi.
Termasuk sembilan guru madrasah pegiat literasi dari Aceh Tamiang; Nurul Wahida [MAN 2 Aceh Tamiang], Febri Mira Rizki [MTsN 1 Aceh Tamiang], Yusrianum [Kepala Madrasah], Sri Ayu dan Nur Ainun [MIN 7 Aceh Tamiang], Ratnawati [MIN 7 Aceh Tamiang], Eka Lestari [MTsN 3 Aceh Tamiang], Sri Machdahariati [MIN 4 Aceh Tamiang], dan Sri Utami [MIN 2 Aceh Tamiang].
Dari 5.537 karya yang masuk, panitia menyaring hingga 3.149 karya lolos dan dibukukan dalam 55 buku antologi. Ribuan karya ini, dipilih 200 penulis terbaik, salah satunya Nurul Wahida, guru Fisika MAN 2 Aceh Tamiang, dengan karyanya [Membawa Lapar hingga Ke Surga].
Tulisan ini mengangkat penderitaan warga Gaza akibat kelaparan dan genosida, sebagai bentuk dukungan Nurul kepada Palestina.
Nurul mengaku, meski latar belakangnya guru Fisika, ia sangat menyukai literasi dan menulis, baik fiksi maupun non-fiksi, karena menulis menjadi cara menebar kebaikan.
Kegiatan ini dibimbing tim SIP Publishing, Indra Defandra sebagai direktur dan Heri Hendrayana Harris (Gol A Gong), penulis fenomenal dan Duta Baca Indonesia, sebagai pembimbing.
Sebelum mengirimkan karya, para peserta mengikuti pelatihan dan bimbingan teknis secara daring melalui Zoom.
Setiap buku antologi juga memuat karya Gol A Gong. Menurut Gol A Gong, meski masa jabatannya sebagai Duta Baca Indonesia telah selesai, ia tetap berkomitmen membangkitkan minat baca masyarakat di seluruh Indonesia.
Dalam sambutannya, Prof. E. Aminudin Aziz, MA, PhD, Kepala Perpusnas RI, mengajak para penulis untuk terus menulis dan membaca sebagai kontribusi terhadap literasi bangsa. [S04].