Lhoksukon. RU – Rencana pemerintah Aceh untuk mengaktifkan kembali pelayaran internasional dari pelabuhan Krueng Geukueh Aceh Utara menuju Penang, Malaysia sudah masuk tahapan finalisasi, ditargetkan beroperasi pada akhir Oktober 2025 nanti.
“Dulu sempat ada rute pelayaran dari Kuala Lumpur ke Aceh, namun berhenti di tengah jalan. Kita harapkan semoga rute pelayaran baru ini bisa beroperasi maksimal dan berkelanjutan,” kata Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, dikutip Sabtu (13/09/2025).
Pernyataan itu disampaikan Fadhlullah dalam rapat koordinasi terkait rencana operasional pelayaran langsung Krueng Geukueh-Penang bersama Kementerian Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Kemenko Kumham Imipas), di kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh.
Rapat koordinasi ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut atas surat Gubernur Aceh sebelumnya kepada Presiden Prabowo Subianto terkait rencana pengoperasian pelayaran internasional Aceh-Penang tersebut.
Deputi Bidang Koordinasi Hukum Kemenko Kumham Imipas, Nofli menyampaikan pemerintah pusat mendukung penuh rencana operasional pelayaran internasional ini. Apalagi, Aceh termasuk salah satu dari 15 provinsi prioritas pengembangan ekonomi kreatif.
“Kita bantu di sisi keimigrasian, nanti juga dibantu oleh perhubungan, bea cukai dan lainnya. Nanti juga ada rapat lanjutan, Kemenko akan memanggil pihak terkait untuk percepatan,” kata Nofli.
Untuk tahap pertama ini, pelayaran internasional Aceh-Penang ini hanya untuk barang-barang dan penumpang saja, sedangkan kendaraan belum dapat dilaksanakan karena harus ada regulasinya terlebih dahulu.
“Untuk diawal ini barang dulu dan selanjutnya penumpang. Kalau untuk kendaraan perlu regulasi dulu,” ujarnya.
Sementara itu, Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama Kelembagaan Keimigrasian, dan Pemasyarakatan Kemenko Kumham Imipas, Herdaus menyatakan bahwa pihak Kedutaan RI di Penang telah dikonfirmasi mengenai rencana ini.
Dalam waktu dekat, segera dilakukan peninjauan kesiapan pelabuhan, baik di Krueng Geukueh maupun di Penang guna memastikan kelancaran operasional pelayaran.
“Dalam waktu dekat ini, pelabuhan di Lhokseumawe akan ditinjau langsung untuk melihat sejauh mana kesiapannya, demikian pula pelabuhan di Penang,” ujarnya.
Herdaus menuturkan, dari sisi keimigrasian, pelabuhan Krueng Geukueh secara legalitas telah dinyatakan sebagai tempat pemeriksaan imigrasi. Karena itu, operasional pelaksanaan pelayaran internasional Aceh-Penang ini nantinya langsung melalui kantor Imigrasi Kelas II Lhokseumawe. Serta, Kanwil Ditjen Imigrasi Aceh juga bakal mensupervisi dan memastikan kelancarannya.
“Insya Allah, kita berharap program ini dapat berjalan berjalan tanpa kendala. Karena, kita memang perlu membuka ruang lalulintas baik barang maupun orang dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh. Jadi dari sisi Imigrasi sudah clear tidak ada masalah,” kata Herdaus.
Dalam kesempatan ini, Kepala Dinas Perhubungan Aceh, T Faisal menambahkan bahwa untuk pelayaran internasional ini menggunakan kapal Ro-Ro yang bisa sekalian membawa barang dan penumpang, termasuk kendaraan jika sudah ada regulasinya nanti.
“Nantinya kapal Ro-Ro, dan paling mudah atau sebagai awal adalah penumpang dan barang. Kendaraan masih terus kita garap regulasinya bersama Penang,” kata Faisal.
Dirinya menyampaikan, terkait rencana pelayaran Aceh-Penang ini, telah dilakukan koordinasi dengan CIQS (Customs, Immigration, Quarantine, and Security) serta proses perizinan di kedua negara.
“Dengan Penang sudah beberapa kali rapat difasilitasi KJRI Penang termasuk dengan Pelabuhan Penang, dan ini terus berjalan,” ujarnya.
Ia menyebutkan, adapun persiapan yang sedang dikejar saat ini yaitu ruangan tunggu penumpang, keimigrasian, bea cukai, serta tempat karantina. Selebihnya sudah tahapan finalisasi.
“Semoga akhir Oktober nanti kita bisa launching sesuai timeline yang telah kita ditetapkan,” demikian T Faisal.(TH05)