UPTD Museum Tsunami Gelar Edukasi Bencana Lewat “Smong Box”

Para siswa-siswi dari SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2 Banda Aceh, foto bersama usai mengikuti kegiatan edukatif bertema “Smong Box” di Gedung Museum Tsunami. Selasa, 29 Juli 2025. [Foto Dok: rahasiaumum.com/*]

Banda Aceh. RU – UPTD Museum Tsunami Aceh kembali menyelenggarakan kegiatan edukatif bertema “Smong Box” yang diikuti oleh puluhan siswa-siswi dari SMA Negeri 1 Banda Aceh dan SMA Negeri 2 Banda Aceh, selama dua hari, Senin-Selasa, 28-29 Juli 2025.

Kegiatan yang menghadirkan narasumber ahli dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) dan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapsiagaan generasi muda dalam menghadapi bencana, khususnya gempa bumi dan tsunami.

Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh, M Syahputra AZ melalui Kepala Seksi Edukasi dan Preparasi, Abdul Lathief, menerangkan, workshop interaktif Smong Box dirancang untuk menyampaikan pengetahuan kebencanaan secara menarik dan aplikatif kepada siswa.

“Melalui simulasi, diskusi kelompok, dan permainan edukatif, peserta diajak memahami tanda-tanda alam sebelum tsunami, langkah-langkah penyelamatan diri (evakuasi), serta tindakan pertolongan pertama dasar paska bencana”, ujarnya, seperti diberitakan rahasiaumum.com, Rabu (30/07/2025).

Abdul Lathief juga menekankan pentingnya peran generasi muda.

“Pelajar adalah agen perubahan dan ujung tombak penyebaran informasi. Melalui Smong Box, kami berharap ilmu yang didapat hari ini tidak hanya melindungi diri mereka sendiri, tetapi juga bisa dibagikan kepada keluarga dan lingkungan sekitar, membangun komunitas yang lebih tangguh menghadapi bencana,” katanya.

Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBA, Fazli, SKM, M.Kes, memaparkan materi tentang karakteristik dan mitigasi gempa bumi, sistem peringatan dini di Aceh, serta tata cara evakuasi yang benar menuju titik kumpul (assembly point) dan jalur evakuasi.

“Pemahaman tentang ‘Smong’ atau kearifan lokal mengenali tanda tsunami harus dipadukan dengan pengetahuan teknis evakuasi. Siswa perlu tahu persis apa yang harus dilakukan dalam hitungan menit setelah gempa kuat terjadi,” jelasnya.

Dokter spesialis emergensi dari RSUDZA dr Meilya Silvalila SpEM., KPEC, Meilya Silvalila memberikan pelatihan pertolongan pertama dan bantuan hidup dasar yang mungkin dibutuhkan paska bencana, seperti menangani luka, patah tulang sementara, serta resusitasi jantung paru (RJP) dasar.

“Keterampilan pertolongan pertama sangat krusial dalam situasi bencana, terutama sebelum bantuan medis profesional tiba. Kami ajarkan teknik dasar yang bisa menyelamatkan nyawa,” paparnya.

Kegiatan Smong Box sendiri merupakan bagian dari komitmen Museum Tsunami Aceh sebagai pusat edukasi dan pengurangan risiko bencana. Workshop seperti ini diharapkan dapat terus dilaksanakan secara rutin dengan melibatkan lebih banyak sekolah di seluruh Aceh.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *