Kualasimpang. RU – Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muda Sedia Kabupaten Aceh Tamiang luncurkan Penilaian Nakes (PeNa)PeNa merupakan sebuah inovasi yang dirancang RSUD Muda Sedia dalam rangka meningkatkan pelayanan Tenaga Kesehatan (Nakes) untuk pasien yang berobat.
Direktur RSUD Muda Sedia Kabupaten Aceh Tamiang, dr Andika Putra, SpPD, FINASIM, MHKes. Senin, (28/07/2025) lalu menjelaskan Penilaian Nakes (PENA) sebuah inovasi untuk meningkatkan pelayanan Tenaga Kesehatan (Nakes) untuk pasien yang berobat di 13 Poli yang ada RSU.
“Saat ini kita sedang melakukan sosialisasi penggunaan PENA kepada pasien atau keluarga pasien yang mendampingi di 13 Poli yang ada di RSU,” jelas Andika yang didampingi oleh Kepala Unit Promosi Kesehatan RSU Elvi Yunita.
Andika kembali menjelaskan bahwa cara penggunaannya sangat simple dengan 4 langkah; Pertama dengan menggunakan Handphone Android melakukan Scan QRCODE melalui Google Lens, Kedua mengisi data Rekam Medik (RM) pasien yang berobat, Ketiga memberikan penilaian terhadap dokter ataupun Tenaga Kesehatan yang berada di Poli dan Keempat penilaian selesai.
“Scan QRCODE hanya berlaku saat pasien sedang berobat di Poli dan tercatat sebagai pasien dengan nomor Rekam Medik,” ujarnya.
Disinggung bagaimana dengan pasien yang tergolong Kakek – Nenek, Andika menjelaskan bahwa bagi mereka tergolong seperti itu maka keluarga pasien yang mendampingi yang akan melakukan penilaiannya.
Berita sebelumnya melalui aplikasi ini masyarakat sebagai pasien bisa menilai langsung sikap dan pelayanan dokter, serta perawat di rumah sakit.“Secara umum untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit, jadi bukan untuk mencari-cari kesalahan dokter,” tegas Andika.
Selanjutnya sambung Andika melalui aplikasi yang dimaksud, pihaknya akan mengetahui kondisi di lapangan, bagaimana interaksi antara dokter serta perawat dengan pasiennya.
Karena menurut Andika bukan zamannya lagi bagi dokter dan perawat marah-marah dengan pasiennya ataupun keluarga pasien.Andika menambahkan bagi setiap dokter rating-nya baik dan disiplin dalam melaksanakan tugasnya, tentu akan diberikan reward (hadiah) sebagai perhatian penyemangat dalam bekerja.
Sementara untuk dokter dan perawat dengan rating buruk, tentu akan membuat rugi dirinya sendiri dan tentu akan ada sanksi dari pihak manajemen.
“Yang harus kita sadari adalah bahwa masyarakat yang datang ke rumah sakit merupakan orang yang sedang membutuhkan pertolongan kesehatan untuk di perhatian khusus. Untuk itu kita harus memberikan pelayanan yang terbaik,” jelasnya.
Untuk itu dia mengingatkan agar seluruh petugas kesehatan di rumah sakit menyiapkan mental dan skill sesuai kompetensi agar harapan masyarakat untuk mendapat pelayanan dapat terwujud dengan baik.
Andika optimis aplikasi yang akan segera difungsikan ini akan memangkas jarak pasien dengan dokter serta perawat dan petugas kesehatan lainnya.
“Kita semua ingin rumah sakit kita berubah menjadi lebih baik, makanya saya berharap aplikasi ini didukung agar semuanya bisa terawasi dengan baik,” harapnya.
Sebelumnya Andika menyampaikan terima kasih atas sidak yang dilakukan Wakil Bupati Aceh Tamiang, Ismail. Ismail yang datang dengan menyamar sebagai pasien dinilai Andika cukup efektif untuk mencari gambaran utuh kualitas pegawai rumah sakit.
“Saya sangat mendukung, karena untuk membentuk rumah sakit yang profesional memang harus sama-sama, tidak bisa hanya direktur sendirian,” katanya.
Dukungan ini diakuinya sangat penting karena di internal RSUD Muda Sedia sangat tinggi titipan kepentingan. [Syawaluddin].