Kampung Baling Karang Berpotensi jadi Sentra Agribisnis Masa Depan

Bupati Aceh Tamiang. Irjen Pol (P) Drs. Armia Pahmi, MH
banner 120x600
banner 468x60

Kualadimpang. RU – Kampung (Desa) Baling Karang adalah wilayah di Aceh Tamiang yang berbatasan langsung dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Timur, letaknya di arah Selatan provinsi Aceh.

Berpotensi jadi wilayah sentra pengembangan Agribisnis, sebab didukung oleh ketersediaan lahan yang memadai dan topografinya yang landai dan sedikit berbukit.

Tak hanya itu, Kampung Baling Karang juga cocok dijadikan tempat pembudidayaan pembiakan peternakan Sapi, Kambing dan industri ayam potong.

Begitu penjelasan Datok Penghulu [Kepala Desa atau Keuchik] Kampung Baling Karang Joni seperti dilansir rahasiaumum.com. Selasa (29/04/2025) di Karang Baru.

Pun begitu, sebut Joni; perlu perhatian khusus Pemkab Aceh Tamiang untuk menyiapkan akses masuk ke jalur sentra agribisnisnya.

Mengingat, saat ini banyak sentra komoditi masyarakat tidak memiliki akses masuk ke wilayah Perkebunan dan Pertanian masyarakat.

Bisa dikatakan, akses masuk ke sentra-sentra produksi masih terisolir [Mengandalkan jalan setapak atau jalan Tikus] dan hanya bisa dilalui oleh sepeda motor saja.

“Padahal komoditi unggulan Kampung kami ini, Pertanian, Perkebunan dan dapat dikembangkan sebagai produksi peternakan juga sangat menjanjikan, namun harus didukung pemerintah, saat ini saja wilayah kami tak lagi terisolir, sejak adanya jembatan gantung bantuan Anggota DPR RI Ilham Pangestu,” jelas Joni.

Ditambahkan Joni bahwa; Indonesia merdeka, selama 60 tahun Baling Karang merupakan Kampung yang sangat terisolir. Akses keluar masuk hanya bisa di tempuh dengan jalur sungai dan penyeberangan menggunakan Getek [Boat Motor Dompheng].

“Kami benar-benar siap, jika kampung Baling Karang masuk dalam desa sentra Agribisnis di Aceh Tamiang. Pun begitu akses dan sarana fisiknya juga harus di dukung, dengan perencanaan yang matang dan komprehensif,” beber Joni.

Identifikasi Potensi Desa

Bupati Aceh Tamiang. Irjen Pol (P) Drs. Armia Pahmi, MH mengatakan dirinya akan meminta Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan (Distanbunnak) untuk melakukan identifikasi potensi desa.

Selanjutnya memilih komoditi unggulan yang memiliki potensi pasar dan dapat dikembangkan di desa, seperti tanaman pangan, hortikultura, atau peternakan.

Selain itu juga dilakukan pembangunan infrastruktur yang mendukung agribisnis, seperti jalan, gudang, dan fasilitas pengolahan.

Terutama itu beri pelatihan dan pendampingan bagi masyarakat petani, agar menjadi petani yang profesional dan modern.

“Lalu buat kelembagaan yang efektif, seperti koperasi atau kelompok tani, untuk mengelola dan mengembangkan agribisnis. Buat strategi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan penjualan produk agribisnis desa,” jelas Armia.

Tak kalah penting, Armia mengingatkan; Bangun kerja sama dengan stakeholder, seperti pemerintah daerah, lembaga keuangan, dan perusahaan swasta, untuk mendapatkan dukungan dan sumber daya.

Sejatinya juga harus menggunakan teknologi yang tepat untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas agribisnis. Ditambah memakai strategi pengelolaan risiko untuk menghadapi tantangan dan ketidakpastian dalam agribisnis.(S04)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *