Tokoh Masyarakat Aceh Rayeuk Berkumpul dalam Forsiar

Tokoh Masyarakat Aceh Rayeuk Berkumpul dalam Forsiar
banner 120x600
banner 468x60
  • Syech Muharram Pimpin Forsiar Periode 2025–2030

Banda Aceh. RU – Para tokoh penting dari tiga daerah utama di Aceh Rayeuk, yaitu Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang, berkumpul dalam satu wadah silaturahmi bernama Forum Silaturrahmi Aceh Rayeuk (Forsiar).

Forum ini menggelar acara Halal Bihalal, Peusijuek tokoh dan pejabat, serta pengukuhan pengurus Forsiar periode 2025–2030, di Gedung AAC Dayan Dawood USK, Darussalam, Banda Aceh, Sabtu (26/04/2025).

Kegiatan tersebut menjadi momentum penting yang mempertemukan para kepala daerah, anggota DPR RI, DPD RI, dan DPRA dari Dapil 1, dalam semangat mempererat silaturahmi dan membangun sinergi untuk kemajuan kawasan Aceh Rayeuk.

Dalam kesempatan itu, Ketua Dewan Penasehat Forsiar, Drs H A Malik Raden MM mengukuhkan pengurus Forsiar periode 2025-2030 yakni Ketua Umum Bupati Aceh Besar, H Muharram Idris (Syech Muharram), Ketua Harian dijabat Prof. Dr. Mujiburrahman, MAg, Sekretaris Umum Zahrol Fajri, S.Ag., MH dan sejumlah bidang.lainnya.

“Forum ini menjadi rumah besar bagi seluruh masyarakat Aceh Rayeuk, sebagai tempat menyatukan langkah, gagasan, dan semangat membangun tiga daerah utama di ujung barat Indonesia,” kata Syech Muharram dalam sambutannya.

Ia menegaskan bahwa keberadaan Forsiar bukan hanya simbolik, tapi menjadi gerakan strategis untuk memperkuat identitas dan kemandirian masyarakat Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang.

“Kita tidak boleh tercerai-berai. Lihat bagaimana zona lain di Aceh saling mendukung dan solid. Zona Aceh Rayeuk juga harus kompak, agar kita tidak tersisih di tanah sendiri,” ujar Syech Muharram, mengingatkan pentingnya memperjuangkan generasi dari kampung halaman.

Ia juga mengingatkan bahwa kepemimpinan harus menjadi sarana untuk membesarkan daerah sendiri, bukan sekadar ambisi pribadi. “Bek hudep lagee siben lam uteun, bak dilewat mentemeung boh kayee, dan malah hanya dipajoh keudroe sagai,” ucapnya, mengutip peribahasa Aceh yang menegaskan pentingnya menghargai akar dan asal-usul.

Syech Muharram turut mengapresiasi Dr Muhammad Khadafi, tokoh muda asal Aceh Besar yang sukses menjadi anggota DPR RI dari Lampung.

Ia menyebut keberhasilan Khadafi sebagai inspirasi nyata bahwa putra-putri Aceh mampu bersaing secara nasional.

Dalam acara yang sama, Syech Muharram juga menerima penghargaan sebagai Bupati yang berkomitmen pada penguatan dan pengembangan pendidikan Islam. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Ustaz Irhamuddin MAg.

Sementara itu, tokoh motivator nasional, H Ari Ginandar, turut hadir dan memberikan motivasi serta pesan kebangkitan Islam dari tanah Aceh. Ia bahkan menyanyikan lagu Bungong Jeumpa sebagai bentuk kecintaannya kepada Aceh.

“Jangan anggap saya orang luar. Saya datang ke Aceh sejak tsunami, saya menangis dan tertawa bersama rakyat Aceh. Bahkan anak saya menikah dengan putra Aceh,” ungkapnya penuh haru.

Ari Ginandar juga menyampaikan bahwa Aceh memiliki sejarah dan potensi menjadi pusat kebangkitan Islam di dunia.

“Dari sinilah cahaya Islam akan bersinar kembali. Ini tanah yang pernah mengalami penyembelihan seperti Nabi Ibrahim terhadap Ismail. Di sinilah cahaya tauhid akan bangkit,” ujarnya.

Ia mengaitkan kode telepon Aceh, 0651, sebagai simbol tauhid yang tertanam dalam identitas Aceh. Ia bahkan menyatakan keinginan untuk membangun menara masjid tertinggi kedua di dunia di Aceh sebagai simbol kebangkitan Islam dari Serambi Mekkah.

Selain itu, Ketua Dewan Penasehat Forsiar, Drs H A Malik Raden MM, menyampaikan bahwa meskipun berat menjadi penasehat dari forum yang diisi oleh para kepala daerah dan anggota dewan, ia tetap memberikan dukungan penuh.

“Saya percaya seluruh pengurus Forsiar dapat melaksanakan tugas dengan baik. Silaturahmi adalah kunci kekuatan kita. Semoga forum ini membawa berkah dan kemajuan untuk Aceh Rayeuk,” ucapnya.(*)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *