Dubes Rusia Temui Wali Nanggroe Aceh Bahas Implementasi Kerja Sama Aceh-Rusia

Rusia&Wali
Wali Nanggroe Aceh Tgk Malik Mahmud Al Haythar memberi cinderamata ke Dubes Rusia untuk Indonesia, di Meuligoe Wali Nanggroe Aceh, Sabtu (01/11/2025). (Foto: Dok Wali Nanggroe Aceh)

Banda Aceh. RU – Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia, HE Sergei Gennadievich Tolchenov menemui Wali Nanggroe Aceh Tgk Malik Mahmud Al Haythar untuk membahas implementasi kerjasama multi sektor antara Aceh dan Rusia.

“Kerjasama ini diharapkan membuka jalan bagi transfer pengetahuan dan peningkatan kapasitas di berbagai sektor,” kata Tgk Malik Mahmud Al Haythar dalam keterangannya dikutip Selasa (04/11/202)

Dalam pertemuan yang berlangsung di Meuligoe Wali Nanggroe di Aceh Besar, Tgk Malik menegaskan bahwa Aceh terbuka untuk kerjasama yang membawa manfaat bagi rakyat.

“Terutama dalam pembangunan energi terbarukan, peningkatan kualitas pendidikan, serta pengembangan sektor pertanian dan perkebunan,” ujar Tgk Malik Mahmud.

Sementara itu, Dubes Rusia, Tolchenov mengatakan, hubungan antara Aceh dan Rusia terutama dengan Republik Tatarstan dan Kota Kazan, selama ini telah terjalin cukup baik.

“Kami ingin melanjutkan kolaborasi ini dan menjadikannya lebih konkret, melalui program bersama, proyek bersama, atau bentuk kerjasama lain yang saling menguntungkan,” katanya.

Tolchenov juga menyampaikan, mereka terbuka untuk memberikan peluang bagi anak-anak Aceh dalam hal ini pelajar yang ingin melanjutkan pendidikan di Rusia.

Dan sebaliknya, ia berharap perusahaan asal Rusia dapat berinvestasi di Aceh untuk menjajaki potensi sumber daya alam dan posisi strategis provinsi itu di jalur perdagangan internasional (Selat Malaka).

Sebelumnya, Wali Nanggroe Aceh juga secara aktif mengunjungi Rusia, dan sejak tahun 2022 menjajaki kerjasama dengan Republik Tatarstan (salah satu wilayah federasi Rusia yang maju di bidang teknologi dan pendidikan).

Upaya tersebut berlanjut hingga pertengahan 2024 dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara sejumlah perguruan tinggi di Aceh dan Kazan State Power Engineering University (KSPEU).

“Kerjasama ini mencakup pertukaran mahasiswa dan dosen, penelitian bersama, serta transfer teknologi di sektor energi dan teknik,” katanya.

Menjelang 2025, Aceh juga memaparkan potensi investasinya kepada pihak Rusia dalam sejumlah forum ekonomi internasional, termasuk di bidang pertanian, energi terbarukan, logistik, dan pariwisata halal.

Seluruh rangkaian itu memperlihatkan arah diplomasi Aceh yang konsisten membangun jejaring global berbasis pendidikan, teknologi, dan investasi kedua wilayah.(TH05)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *