Simeulue. RU – Duta Bahasa Provinsi Aceh, Cut Yuli Irada, mengungkapkan bahwa beberapa bahasa daerah di Kabupaten Simeulue kini berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan, terutama Bahasa Leukon yang disebut hampir punah.
Pernyataan ini disampaikannya dalam wawancara bersama wartawan media rahasiaumum.com, pada Minggu (27/07/2025).
Menurut Cut Yuli, dari empat bahasa daerah yang masih dikenal di Simeulue yakni Devayan, Sigulai, Simolol, dan Leukon.
Bahasa Leukon menjadi yang paling rentan punah akibat minimnya jumlah penutur dan lemahnya pewarisan antargenerasi.
“Bahasa Leukon sangat terbatas digunakan oleh kalangan tua, dan dalam banyak kasus, anak-anak tidak lagi memahami atau menggunakan bahasa ini dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Bahasa Devayan dan Sigulai masih cukup aktif dipakai, terutama di wilayah tertentu, meskipun mulai terpinggirkan oleh dominasi bahasa nasional dan pengaruh media digital.
Sementara itu, Bahasa Simolol dinilai memiliki peluang untuk direvitalisasi.
“Upaya pelestarian seperti peluncuran Kamus Bahasa Simolol pada 24 Mei 2025 patut diapresiasi. Ini bukan sekadar dokumentasi, tetapi juga simbol pentingnya kesadaran kolektif untuk menjaga identitas budaya lokal,” jelas Cut Yuli.
Cut Yuli menilai bahwa ancaman kepunahan bahasa daerah merupakan isu serius yang perlu menjadi perhatian bersama.
Pelestarian bahasa ibu, katanya, tidak hanya menyangkut komunikasi, tetapi juga menyimpan nilai-nilai budaya dan sejarah.(T014)