KONI Abdya Siapkan Pemimpin Baru untuk Kebangkitan Olahraga

Mantan Ketua Harian KONI Abdya tahun 2014, Elizar Lizam. Selasa 30 Desember 2025. [Foto Dok : rahasiaumum.com/T018]

Blangpidie. RU – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) dalam waktu dekat akan melaksanakan musyawarah untuk memilih kepengurusan baru.

Momentum ini dianggap sangat krusial bagi masa depan pembinaan dan prestasi olahraga di daerah yang dijuluki Nanggroe Sigupai tersebut.

Sejumlah tokoh olahraga di Abdya berharap agar ketua KONI yang terpilih nantinya benar-benar memahami organisasi olahraga serta memiliki rekam jejak yang jelas dalam membina cabang olahraga (cabor).

Hal ini dianggap penting agar olahraga Abdya dapat berkembang dan tidak tertinggal dibandingkan daerah lain di Aceh.

Elizar Lizam, mantan Ketua Harian KONI Abdya tahun 2014, menegaskan bahwa pemilihan ketua KONI ke depan tidak boleh hanya didasarkan pada pertimbangan politik atau popularitas semata.

Menurutnya, KONI membutuhkan figur yang mengerti manajemen olahraga, pembinaan atlet, serta mampu menggerakkan seluruh potensi cabor yang ada.

“KONI Abdya yang akan menghelat musyawarah memilih pengurus baru diharapkan mendapatkan ketua terpilih yang benar-benar mengerti tentang organisasi olahraga, sehingga mampu membawa olahraga di Abdya berkembang dengan baik,” ujar Elizar kepada rahasiaumum.com, pada Selasa (30/12/2025).

Elizar juga menilai sosok ketua ideal adalah mereka yang telah terbukti mampu membawa cabor yang dipimpinnya berprestasi dan berhasil lolos ke ajang bergengsi tingkat provinsi, seperti Pekan Olahraga Aceh (PORA).

Dia mencontohkan Ketua PASI Abdya, Jhon Rolex, yang dinilainya memiliki pengalaman dan rekam jejak yang signifikan.

Lebih lanjut, Elizar menyampaikan bahwa pengalaman memimpin organisasi olahraga di tingkat cabang sangat penting karena ketua KONI bukan hanya berperan sebagai simbol, tetapi juga sebagai penggerak pembinaan atlet dan koordinasi antar-cabor.

Ia juga menyoroti kondisi sejumlah cabor di Abdya yang dinilai mengalami stagnasi, bahkan sembilan di antaranya terlihat “mati suri”.

Padahal, banyak atlet potensial yang seharusnya dapat dikembangkan secara berkelanjutan.

“Seperti kita ketahui, beberapa cabor di Abdya seperti mati suri. Padahal banyak atlet potensial di Nanggroe Sigupai ini yang bisa dikembangkan jika dikelola dengan serius,” tutup Elizar.(T018)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *