Idi. RU – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur mencatat total kerugian sementara akibat bencana banjir yang melanda kabupaten tersebut mencapai Rp5,39 triliun.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Aceh Timur, Afifullah menyebutkan angka kerugian tersebut mencakup kerusakan rumah warga, fasilitas umum, infrastruktur, serta dampak ekonomi masyarakat yang terdampak banjir hampir di seluruh wilayah itu.
“Kerugian ini cukup besar dan masih bersifat sementara. Pendataan terus dilakukan karena di lapangan masih banyak wilayah yang terisolir dan belum terjangkau sepenuhnya,” kata Afifullah.
Adapun kerusakan rumah warga terdiri 6.717 unit rusak berat, 4.671 unit rusak sedang, dan 7.040 unit rusak ringan.
Tidak hanya rumah warga, banjir juga merusak berbagai fasilitas lainnya seperti jembatan, jalan, rumah ibadah, sekolah, meunasah, dermaga, serta fasilitas layanan publik lainnya.
Ia menyebutkan banjir dipicu oleh curah hujan tinggi dan meluapnya sejumlah sungai besar di Aceh Timur akhir November 2025 tersebut telah berdampak pada 267.714 jiwa dari 64.610 keluarga tersebar di 433 gampong dalam 24 kecamatan.
Dari jumlah warga terdampak, sebanyak 44.941 jiwa dari 11.897 keluarga berada di pengungsian yang tersebar di 689 titik.
Sementara itu, 3.434 jiwa dari 1.024 keluarga tidak mengungsi dan memilih bertahan di rumah dengan kondisi terbatas.
“Bencana ini juga menimbulkan korban jiwa sebanyak 52 orang meninggal dunia, sementara 894 orang mengalami luka ringan dan 306 orang luka berat,” katanya.
Afifullah mengatakan, penanganan banjir di lapangan masih menghadapi berbagai kendala, mulai dari listrik yang padam, terhambatnya operasional transportasi akibat keterbatasan pasokan bahan bakar minyak.
Serta terputusnya jaringan komunikasi, hingga kekurangan perahu karet untuk evakuasi dan distribusi logistik.
“Beberapa wilayah masih terisolir karena jembatan rusak, longsor, dan jalan putus,” katanya.(TH05)















