Blangpidie. RU – Banjir yang melanda berbagai daerah di Provinsi Aceh telah menyebabkan kerusakan serius pada infrastruktur kelistrikan.
Sebanyak sembilan menara transmisi 150 kV milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) di kawasan Bireuen dan sekitarnya telah roboh, mengakibatkan pemadaman listrik di Aceh, termasuk Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).
Pemadaman listrik yang telah berlangsung selama tiga hari ini sangat dirasakan oleh masyarakat Abdya, terutama para ibu rumah tangga.
Samsiah, salah satu warga Blangpidie, mengungkapkan kepada Rahasiaumum pada Jumat (28/11/2025) bahwa dirinya dan ibu-ibu lainnya terpaksa mengambil air dari Sungai Krueng Beukah untuk kebutuhan rumah tangga.
“Selama listrik mati, kami harus mengambil air dari Sungai Krueng Beukah karena stok air di rumah sudah habis,” ungkapnya.
Mereka menggunakan galon untuk mengangkut air tersebut sebagai keperluan minum, mencuci piring, dan lainnya. Untuk mencuci pakaian dan mandi, mereka pergi langsung ke sungai.
Samsiah menjelaskan bahwa air untuk minum tidak diambil langsung dari sungai, melainkan dari lubang-lubang kecil yang dibuat di dekat pantainya. Di samping itu, pemadaman listrik juga mengganggu kegiatan memasak sehari-hari.
“Banyak masalah muncul akibat pemadaman ini, terutama bahan makanan yang rusak di kulkas,” tambahnya.
Namun, meski mengalami kesulitan, Samsiah menyatakan rasa syukurnya karena situasi yang mereka alami tidak seberat yang dialami oleh daerah lain yang juga terkena dampak banjir.
“Kami merasa prihatin atas musibah yang menimpa saudara-saudara kami dan berdoa agar Allah memberikan keselamatan kepada kita semua serta semoga ujian ini cepat berlalu,” pungkasnya.(T018)















