Subulussalam. RU – Puluhan hektare lahan persawahan milik Kelompok Tani (Poktan) Napa Silak, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, dilaporkan terendam banjir dan terancam gagal panen.
Banjir ini terjadi akibat luapan Sungai Lae Kombih yang tidak mampu menampung tingginya debit air setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut.
Genangan air dilaporkan mulai terjadi sejak Selasa, 25 November 2025.
Ketua Poktan Napa Silak, Sahbudiyono, membenarkan dampak buruk banjir ini. Ia mengungkapkan bahwa luas lahan yang terdampak mencapai 25 hektare dan telah dilakukan pengecekan langsung ke lokasi untuk memastikan kerusakan.
“Kita sudah cek langsung di lokasi, benar ada 25 hektare sawah yang terendam, padahal beberapa hari kedepan padi tersebut siap untuk di panen,” ujar Sahbudiyono kepada wartawan, Rabu (26/11/2025).
Menurut Sahbudiyono, jika genangan air tidak segera surut, tanaman padi dipastikan tidak akan selamat.
“Jika air tidak segera turun dalam satu atau dua hari ke depan, sudah pasti gagal panen,” tambahnya.
Dijelaskannya bahwa, banjir ini bersumber dari luapan Sungai Lae Kombih yang berada dekat dengan area persawahan.
Hujan deras yang mengguyur sejak beberapa hari terakhir membuat volume air sungai melonjak drastis, hingga melimpas ke area pertanian.
Kejadian ini menambah daftar panjang tantangan yang dihadapi petani setempat.
Para petani Poktan Napa Silak berharap Pemerintah Kota Subulussalam, segera mengambil tindakan, baik untuk penanganan darurat maupun solusi jangka panjang, seperti normalisasi sungai atau pembangunan tanggul, guna mencegah terulangnya bencana serupa yang mengakibatkan kerugian signifikan.(MB017)















