Banda Aceh. RU – Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem menginstruksikan seluruh bupati dan wali kota di Aceh siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
Instruksi ini dikeluarkan 20 November 2025 sebagai langkah mitigasi menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2025, ketika mobilitas masyarakat meningkat dan risiko bencana seperti banjir serta longsor diperkirakan lebih tinggi.
Dalam instruksinya, Mualem meminta pemerintah kabupaten/kota segera memetakan daerah rawan, mengoptimalkan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT), serta menyiagakan seluruh sumber daya perangkat daerah, masyarakat, dan dunia usaha.
“Kepada pemerintah daerah juga agar bisa meningkatkan komunikasi, informasi, edukasi, serta simulasi tanggap bencana guna memperkuat kesiapsiagaan masyarakat,” ujarnya dikutip Jumat (21/11/2025).
Mualem turut memerintahkan pengaktifan posko bencana, pelaksanaan apel siaga dengan melibatkan TNI, Polri, Basarnas, instansi vertikal, relawan, serta publikasi kegiatan melalui media.
Selain itu, kepala daerah diwajibkan menyiapkan logistik, peralatan penanggulangan bencana, serta melakukan pengendalian operasi.
Pemerintah kabupaten/kota juga diminta memantau secara berkala informasi cuaca dari BMKG, mensosialisasikannya kepada masyarakat, serta memperbaiki infrastruktur dan melakukan normalisasi sungai di wilayah rawan banjir, rob, dan longsor.
Jika bencana terjadi, aparat daerah harus segera melakukan pertolongan cepat, pendataan korban dan kerugian, serta memenuhi kebutuhan dasar sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Instruksi lainnya menekankan optimalisasi peran camat melalui Gerakan Kecamatan Tangguh Bencana, serta kewajiban kepala daerah melaporkan seluruh kegiatan penanggulangan bencana kepada Gubernur Aceh.
Mualem menjelaskan bahwa peningkatan mobilitas masyarakat pada periode H-5 hingga H+5 libur Nataru menjadi salah satu alasan pentingnya kesiapsiagaan maksimal.
Ia juga meminta seluruh kepala daerah yang wilayahnya berpotensi banjir dan longsor segera menetapkan status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi, mengacu pada laporan BMKG Stasiun Meteorologi Bandara Sultan Iskandar Muda per 13 November 2025.
Sementara itu, berdasarkan laporan Kepala Pelaksana BPBD kabupaten/kota kepada Sekretaris Daerah Aceh melalui Plt. Kalak BPBA, Fadrmi Ridwan, hingga 20 November 2025 beberapa daerah telah menetapkan status siaga darurat, yaitu Aceh Besar, Pidie, Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, dan Aceh Tengah.
Penetapan tersebut juga diikuti aktivasi pos komando siaga darurat yang melibatkan TNI, Polri, relawan, Tagana, dan unsur terkait lainnya.(TH05)















