Lhokseumawe – Suasana riang langsung terasa sejak ratusan murid TK Kartika IV-3 Lhokseumawe turun dari bus dan empat unit truk Reo TNI di Markas Pemadam Kebakaran dan Keselamatan Kota Lhokseumawe, Rabu pagi lalu.
Tawa kecil bercampur rasa penasaran memenuhi udara, sementara para petugas damkar berdiri menyambut dengan senyum ramah dan seragam merah khas yang mencolok.
Kunjungan yang berlangsung selama sekitar tiga jam itu menjadi pengalaman yang tak hanya menyenangkan, tetapi juga sarat edukasi.
Anak-anak dibimbing mengenal lebih dekat profesi pemadam kebakaran—pahlawan yang selama ini hanya mereka lihat lewat sirene di kejauhan atau gambar di buku pelajaran.

Belajar Alat Damkar dengan Gaya Anak-anak
Saat memasuki area peralatan, mata anak-anak langsung berbinar. Mereka diperlihatkan berbagai perlengkapan pemadam; selang yang tebal, nozzle yang tampak kokoh, hingga baju anti-panas yang lebih besar dari tubuh mereka. Para petugas sabar menjelaskan fungsi masing-masing alat, sambil memperagakan cara penggunaannya.
Di sudut lain, beberapa anak tampak asyik mencoba mengangkat APAR (Alat Pemadam Api Ringan) meskipun harus dibantu guru karena bobotnya tidak ringan.
“Ini untuk padamkan api kecil, Nak,” kata salah satu petugas, membuat anak-anak mengangguk serius meski sebagian masih memegang balon dan kotak bekal yang dibawanya.

Menjadi Tim Damkar Sesaat
Puncak kegiatan adalah sesi praktik langsung memadamkan api. Berkelompok, anak-anak dipandu menyemprotkan air ke arah kobaran api yang disiapkan di tumpukan ban.
Meski sebagian tampak canggung memegang selang besar, tawa mereka pecah ketika semburan air berhasil memadamkan api.
“Kami mau lagi, Pak!” seru beberapa anak dengan wajah penuh semangat.
Momen itu bukan hanya permainan bagi mereka, tetapi latihan keberanian kecil yang mungkin akan mereka kenang hingga dewasa.
Damkar Lhokseumawe; Edukasi untuk Generasi Penerus
Pimpinan Pemadam Kebakaran Kota Lhokseumawe, Ibrahim Zakaria, menyampaikan bahwa kegiatan edukatif seperti ini merupakan bagian dari upaya memberi pemahaman sejak dini tentang bahaya kebakaran dan pentingnya kewaspadaan.
“Anak-anak tadi sangat antusias mengikuti demonstrasi dan pengenalan alat. Kegiatan seperti ini penting agar mereka memiliki pengetahuan dasar jika suatu waktu terjadi kebakaran,” ujarnya.
Ibrahim juga menyampaikan terima kasih kepada pihak TK Kartika IV-3 yang telah mempercayai Damkar Lhokseumawe sebagai tempat belajar. Ia mengapresiasi dukungan Danrem 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Ali Imran, atas kolaborasi yang memungkinkan kegiatan edukasi ini terlaksana.
“Semoga apa yang kami sampaikan hari ini bermanfaat, baik untuk adik-adik maupun para guru yang turut menyaksikan. Pengetahuan dasar seperti ini bisa menjadi bekal berharga di masa mendatang,” tutupnya.
Dengan kunjungan ini, dunia anak-anak yang biasanya diisi warna, permainan, dan cerita kini bertambah dengan pengalaman nyata tentang keberanian dan solidaritas.
Dari markas damkar itu, mereka belajar bahwa menjadi pahlawan tidak harus menunggu dewasa—cukup dimulai dengan keberanian kecil dan rasa ingin tahu.[]















