Pemuda Simeulue Meninggal Dikeroyok di Sibolga

Korban Pengeroyokan
Kolase foto korban Arjuna (21) saat dirawat di RS, dan foto rekaman pengeroyokan terhadap pemuda asal Simeulue itu hingga tewas di Masjid Agung Sibolga, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Sabtu (1/11/2025) dinihari. (Foto: Kiriman warga)

Banda Aceh. RU – Seorang pemuda asal Kabupaten Simeulue, bernama Arjuna Tamaraya (21) meregang nyawa akibat dianiaya sekelompok orang di area masjid di Sibolga, Sumatera Utara.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Rahasiaumum.com, pada Sabtu dini hari, 1 November 2025, korban berada di Masjid Agung Sibolga bermaksud beristirahat di masjid itu karena hendak berangkat melaut keesokan harinya.

Sebelumnya, ia membeli nasi goreng yang dijual di sekitar masjid, dan karena sudah larut malam korban pun meminta izin kepada penjual nasi goreng untuk menumpang tidur di masjid.

Pedagang nasi goreng itu mengizinkan Arjuna tidur di masjid tersebut, namun tidak lama berselang, seorang penjual sate berinisial ZP datang dan melarangnya tidur di sana.

Sempat terjadi adu mulut, dan penjual sate itu diduga mengadu ke beberapa pemuda setempat.

Lalu, lima orang pemuda termasuk ZP, datang ke masjid dan memaksa Arjuna untuk pergi. Korban menolak karena hanya ingin beristirahat sebentar. Para pemuda itu kemudian melakukan pemukulan secara brutal.

Tak hanya sampai di situ, Arjuna diseret hingga kepalanya membentur tangga masjid, menyebabkan kepalanya pecah di bagian belakang.

Setelah itu, korban dibawa ke halaman masjid dan dipukul bertubi-tubi, termasuk menghantam buah kelapa ke bagian muka, hingga wajah korban luka parah.

Kasat Reskrim Polres Sibolga, AKP Rustam E Silaban, membenarkan kejadian ini.

“ZP melihat korban tetap beristirahat di dalam masjid, tanpa izinnya. Merasa tersinggung, ZP kemudian memanggil empat pemuda dan melakukan penganiayaan,” kata AKP Rustam pada Minggu, 2 November 2025.

Dari rekaman CCTV masjid, terlihat korban diseret ke halaman masjid kemudian dianiaya hingga meregang nyawa.

Parahnya, seorang pelaku berinisial SS juga sempat mengambil uang Rp 10 ribu dari saku celana korban.

Korban ditemukan warga tergeletak di halaman Masjid Agung Sibolga dengan kondisi masih bernyawa meski mengalami pendarahan akibat luka parah di wajah dan kepala bagian belakang pecah.

Warga pun membawa korban ke RSUD Kota Sibolga dan dinyatakan meninggal di rumah sakit tersebut sekitar pukul 06.00 WIB.

Saat ini, polisi sudah mengamankan empat orang pelaku beserta sejumlah barang bukti seperti rekaman CCTV dan satu buah kelapa yang digunakan pelaku untuk menganiaya korban.

Kecaman dari Tokoh Aceh

Sejumlah tokoh Aceh pun mengecam keras penganiayaan terhadap pemuda Simeulue itu.

Anggota DPD RI asal Aceh, Haji Uma mengatakan, peristiwa ini bukan sekadar tindak kekerasan, melainkan sebuah kebiadaban yang terjadi di tempat suci. 

“Masjid seharusnya menjadi tempat perlindungan dan kedamaian, bukan tempat pertumpahan darah. Apa yang dilakukan para pelaku benar-benar telah menginjak nilai-nilai kemanusiaan dan agama,” ujarnya.

Haji Uma mendesak aparat kepolisian, khususnya Kapolres Sibolga untuk menindak tegas seluruh pelaku.

Berdasarkan informasi terakhir yang diterima Redaksi Rahasiaumum.com, Selasa (04/11/2025), empat pelaku sudah diamankan, sementara satu orang lainnya masih dalam proses pengejaran polisi.

Selain itu, kecaman juga datang dari anggota DPD RI asal Aceh, Azhari Cage.

Ia mendesak agar pelaku pengeroyokan Arjuna di Masjid Agung Sibolga itu dihukum seberat-beratnya. 

“Pelaku harus diberi hukuman yang berat. Nyawa dibayar dengan nyawa,” kata Azhari Cage, Selasa (04/11/2025).

Azhari mengatakan masjid adalah rumah ibadah dan semua umat Islam dapat menggunakannya bersama, sehingga siapa pun berhak menumpang, bahkan sekadar beristirahat atau menggunakan fasilitas seperti toilet.

“Karena kalau misalnya masjid tidak bisa digunakan oleh umat, bukan masjid lagi namanya,” ujar Azhari Cage.

Kecaman juga datang dari anggota DPRA, Irpannusir yang mengutuk keras aksi penganiayaan brutal tersebut. 

Menurutnya, tindakan tersebut sangat biadab dan menodai kesucian rumah ibadah yang seharusnya menjadi tempat aman bagi siapa pun untuk beristirahat dan beribadah.

“Di Aceh, masjid adalah tempat yang paling aman untuk istirahat melepas lelah. Bahkan ada masjid yang bisa istirahat sampai pagi ketika dalam perjalanan, ini istirahat sebentar malah mengundang petaka,” katanya.(TH05)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *