ACEH TIMUR, 17 Oktober 2025; Di bawah langit Aceh Timur yang sedikit mendung, suara azan dari surau kecil di tepi sawah terdengar samar. Pagi itu, tanah di Desa Pasir Putih tak hanya disiram embun, tapi juga doa dan harapan.
Di sana, Kolonel Inf Ali Imran, Komandan Korem 011/Lilawangsa, menundukkan kepala ketika batu pertama diletakkan—tanda dimulainya pembangunan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP).
Tak jauh darinya, Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al Faraky, berdiri dengan mata berbinar. Ia tahu, koperasi bukan sekadar bangunan. Ia adalah mimpi kolektif: mimpi tentang rakyat yang kembali memiliki kendali atas nasib ekonominya sendiri.
Kegiatan dimulai dengan zoom meeting nasional peluncuran Koperasi Merah Putih, diikuti jajaran Forkopimda dan masyarakat. Lalu, doa dan peusijuk menggema, seolah langit dan tanah bersatu merestui langkah kecil yang akan berbuah besar.
“Koperasi Desa Merah Putih adalah jalan tengah antara kemandirian dan kebersamaan,” ujar Bupati Iskandar pelan, namun tegas.
Ia menjelaskan, Aceh Timur menargetkan 513 gampong di 24 kecamatan membentuk koperasi serupa. Angka itu bukan sekadar target administratif, melainkan cermin semangat untuk membangun ekonomi rakyat dari akar rumput.
“Sinergi pemerintah daerah, TNI, Polri, dan masyarakat menjadi pondasi penting agar koperasi ini hidup, bukan hanya lahir,” tambahnya.
Kata-kata itu disambut tepuk tangan warga yang berdiri di barisan belakang. Bagi mereka, koperasi adalah ruang baru—tempat harapan ekonomi kecil bisa tumbuh di tengah keterbatasan.
Sementara itu, Danrem 011/Lilawangsa Kolonel Inf Ali Imran, menyebut koperasi ini sebagai bagian dari gerakan nasional yang lahir dari hati rakyat sendiri.
“Koperasi Desa Merah Putih bukan sekadar proyek ekonomi. Ini gerakan untuk mengembalikan kepercayaan rakyat kepada diri mereka sendiri,” ucapnya.
Baginya, pembangunan tak cukup dengan angka dan laporan. Ia butuh semangat. Butuh tangan-tangan rakyat yang bekerja bersama, bukan bersaing. [Dandim 0104/Aceh Timur, Letkol Inf Novi Widyanto, menambahkan dengan suara bergetar halus].
“Kami hadir untuk rakyat. Dan setiap batu yang diletakkan hari ini adalah janji: bahwa kesejahteraan tidak boleh menjadi impian yang jauh.”
Kalimat itu sederhana, namun menyentuh hati para petani yang berdiri di pinggir tenda. Ketika acara usai, seorang anak kecil memungut kerikil dari tempat batu diletakkan dan menggenggamnya erat.
“Mungkin suatu hari, koperasi ini akan membantuku beli buku,” katanya polos.
Di wajahnya, harapan masa depan terlihat lebih nyata daripada upacara apa pun.
“Koperasi Desa Merah Putih adalah jalan tengah antara kemandirian dan kebersamaan — tempat rakyat kembali percaya pada kekuatan mereka sendiri.”
[Iskandar Usman Al Faraky, Bupati Aceh Timur].
Batu Kecil, Langkah Besar
Tak ada pembangunan besar yang lahir dari ruang kosong. Ia selalu dimulai dari batu kecil, dari tanah desa, dari hati rakyat yang tulus ingin berubah.
Peletakan batu pertama di Pasir Putih bukan sekadar seremoni — ia adalah tanda bahwa bangsa ini masih memiliki semangat untuk berdiri di atas kaki sendiri.
Dari batu yang ditanam hari ini, semoga tumbuh pohon kesejahteraan yang berakar di bumi, dan berdaun merah putih di langit Aceh Timur.