Para Pendeta Apresiasi Dialog Lintas Iman Bersama Bupati Fakhry

Bupati Salim Fakhry oto bersama usai pertemuan yang diikuti 25 pendeta dari gereja HKBP, HKI, GKPI, Pentakosta, Metodis, GBKP, dan Karismatik. Kamis 9 Oktober 2025. [Foto Dok: rahasiaumum.com/AFW016]

Kutacane. RU – Sejumlah pendeta dari berbagai gereja di Aceh Tenggara menyampaikan apresiasi atas inisiatif Bupati H. M. Salim Fakhry yang menggelar silaturahmi lintas gereja di ruang rapat bupati, Kamis (09/10/2025).

Pertemuan yang diikuti 25 pendeta dari gereja HKBP, HKI, GKPI, Pentakosta, Metodis, GBKP, dan Karismatik itu menjadi ruang dialog terbuka antara pemerintah daerah dan tokoh agama Kristen.

Dalam pertemuan yang berlangsung hangat tersebut, para pendeta menilai langkah pemerintah membuka ruang komunikasi lintas iman merupakan wujud komitmen menjaga kerukunan di daerah tersebut.

Mereka juga menyampaikan sejumlah masukan terkait kebutuhan umat, termasuk dukungan terhadap kegiatan keagamaan, perayaan hari besar gereja, dan persoalan sosial di tingkat jemaat.

Pendeta HKBP, Bikwai Simanjuntak, M.Th., mengatakan silaturahmi seperti ini penting untuk memperkuat, saling pengertian antara pemerintah dan pemuka agama.

“Kami sangat menghargai perhatian Bupati Fakhry terhadap keberagaman. Dialog semacam ini menunjukkan bahwa pemerintah hadir untuk semua umat tanpa membeda-bedakan,” ujarnya.

Bikwai berharap kegiatan serupa dapat digelar secara rutin agar komunikasi antara gereja dan pemerintah terus terjaga.

“Kami siap mendukung program pembangunan yang membawa manfaat bagi masyarakat, termasuk upaya menjaga kerukunan antarumat,” katanya.

Bupati Fakhry menyambut baik berbagai masukan yang disampaikan. Ia menegaskan pemerintah daerah berkomitmen untuk menjaga keharmonisan masyarakat Aceh Tenggara yang dikenal majemuk.

“Kebersamaan adalah kekuatan kita. Semua umat, apa pun keyakinannya, memiliki hak yang sama untuk hidup damai dan sejahtera,” tutur Fakhry.

Anggota DPRK Aceh Tenggara, Arnold, yang turut hadir dalam pertemuan itu menilai keterlibatan para pendeta dalam dialog dengan pemerintah menjadi langkah positif memperkuat sinergi lintas agama.

“Kolaborasi seperti ini penting untuk menjaga stabilitas sosial dan memperkuat rasa saling percaya di masyarakat,” ujarnya.(AFW016)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *