Idi. RU – Imigran etnis Rohingya yang selama ini menetap di penampungan Desa Seuneubok Rawang, Kecamatan Peureulak Timur, Kabupaten Aceh Timur, mulai fasih berbahasa Aceh.
Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky mengatakan, hubungan antara pengungsi dan masyarakat berjalan baik, tidak hanya soal kebutuhan dasar, tetapi juga interaksi sosial sehari-hari.
“Saya meninjau langsung bagaimana proses penanganan pengungsi. Mereka sudah mulai berbaur dengan masyarakat, ada aktivitas belajar, anak-anak juga diberi pendidikan. Bahkan beberapa anak sudah bisa berbahasa Aceh dan bahasa Indonesia,” katanya, Senin (22/09/2025).
Ia mengatakan, jumlah imigran Rohingya yang ditampung di Desa Seuneubok Rawang mencapai 240 jiwa. Seluruh penanganan dilakukan International Organization for Migration (IOM) dan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dengan dukungan warga sekitar.
Dalam kunjungan ke kamp pengungsian tersebut, Iskandar menyempatkan diri berdialog singkat dengan beberapa pengungsi pada saat kunjungan atau peninjauan tersebut.
Bupati juga menanyakan kondisi mereka, aktivitas sehari-hari, hingga keterlibatan anak-anak dalam kegiatan belajar. Situasi kamp terlihat cukup tertata dengan baik, meski kebutuhan akan tempat tinggal permanen masih menjadi perhatian utama.
“Begitu juga dari laporan tokoh masyarakat, komunikasi berlangsung bagus, hubungan terjalin harmonis. Saya ucapkan terima kasih kepada warga yang sudah membuka ruang penerimaan dengan baik,” katanya.
Bupati juga mengungkapkan Pemerintah Kabupaten Aceh Timur bersama UNHCR mendorong peningkatan penanganan imigran. Termasuk pembangunan selter agar para pengungsi memiliki tempat tinggal yang lebih layak.
“Kami terus berkoordinasi dengan UNHCR dan IOM, termasuk soal rencana pembangunan shelter. Pemerintah daerah mendukung penuh upaya kemanusiaan ini, dan kami siap memberi pendampingan serta arahan agar penanganan tetap berjalan sesuai ketentuan,” katanya.(TH05)