- Bidik Prevalensi Turun 26,5 Persen pada 2025
Kutacane. RU – Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara menggelar rapat koordinasi (rakor) rembuk stunting di Oproom Setdakab, Jumat (19/09/2025).
Rakor ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam menekan angka stunting di daerah.
Wakil Bupati Aceh Tenggara, Heri Al-Hilal, menegaskan bahwa stunting merupakan persoalan serius yang harus ditangani secara terpadu.
“Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. Penyebabnya beragam, mulai dari kurangnya asupan gizi ibu hamil dan anak, infeksi berulang akibat sanitasi buruk, hingga pola pengasuhan yang kurang optimal. Dampaknya memengaruhi perkembangan fisik, kognitif, prestasi belajar, bahkan meningkatkan risiko penyakit kronis di masa depan,” kata Heri.
Ia menambahkan, pemerintah daerah berkomitmen mendukung visi Presiden RI 2025–2029 untuk memperkuat pembangunan sumber daya manusia.
“Rembuk stunting ini bagian dari upaya kita menuju Indonesia Emas 2045. Peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan adalah fondasi mencetak generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing,” ujarnya.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Budi Afrizal, memaparkan perkembangan penurunan keluarga berisiko stunting, Pada 2022 tercatat 20.383 keluarga berisiko, turun menjadi 14.009 dan di tahun 2023 kembali turun menjadi 13.410 keluarga.
Budi menambahkan, angka prevalensi stunting di Aceh Tenggara juga terus menunjukkan perbaikan.
“Berdasarkan hasil SSGI 2022, prevalensi stunting sebesar 36,7 persen. Pada 2023 turun menjadi 32,9 persen, lalu menjadi 30,9 persen pada 2024. Target 2025 adalah 26,5 persen,” katanya.
Menurut Budi, capaian tersebut merupakan hasil intervensi yang terintegrasi, mulai dari pemenuhan gizi ibu hamil, pemberian makanan tambahan, perbaikan sanitasi, hingga edukasi pola asuh.
Rakor diakhiri dengan penandatanganan komitmen bersama seluruh perangkat daerah.
Komitmen ini nantinya diharapkan dapat memperkuat kolaborasi pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat untuk mempercepat penurunan stunting secara berkelanjutan di Aceh Tenggara.(AFW016)