BPMA dan PGE Lakukan Parameter Tes Seismik 3D di WK B

Tes Seismik
Teknisi melakukan parameter test akuisisi seismik 3D di wilayah kerja (WK) B untuk mengoptimalkan eksplorasi migas, Lhokseumawe, Selasa (09/09/2025) (Foto: Humas BPMA)

Lhokseumawe. RU – Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) bersama PT Pema Global Energi (PGE) melakukan parameter tes akuisisi seismik 3D di wilayah kerja (WK) B (Cunda – Jeuku XA Aceh Utara – Lhokseumawe) untuk mengoptimalkan eksplorasi migas.

“Kegiatan ini merupakan langkah krusial persiapan sebelum pelaksanaan akuisisi seismik skala penuh guna mendapatkan gambaran bawah permukaan yang akurat di WK B,” kata Perwakilan Bidang Keteknikan Geologi dan Geofisika, Divisi Perencanaan Eksplorasi dan Eksploitasi BPMA, Brianto AS Wardhana, di Lhokseumawe, Rabu (10/09/2025).

Kegiatan test yang menggunakan sumber getar vibroseis ini dilaksanakan oleh PT Gelombang Seismic Indonesia (GSI) dan PT Surveyor Indonesia selaku pelaksana seismik.

Dirinya menjelaskan, parameter test tersebut guna mendapatkan akuisisi yang tepat untuk digunakan dalam survei seismik. Dengan parameter optimal, maka diharapkan dapat memperoleh data bawah permukaan WK B dengan kualitas terbaik.

Sementara itu, Manager Subsurface PGE, Wiendra menjelaskan, kegiatan ini dilakukan untuk menentukan parameter akuisisi seismik yang optimum guna diterapkan pada perekaman data seismik 3D di Area Cunda-Jeuku seluas 95 km², di Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe.

“Penentuan parameter yang tepat merupakan kunci untuk memperoleh kualitas data seismik yang bagus, ditandai dengan rasio signal to noise yang tinggi, penetrasi energi yang dalam, serta reflektor yang kuat dan berkelanjutan,” katanya.

Dirinya berharap, dengan dilakukannya akuisisi seismik 3D Cunda-Jeuku ini, pencitraan struktur bawah permukaan dapat ditingkatkan secara signifikan, baik secara vertikal maupun lateral, khususnya pada target reservoir utama.

“Pada akhirnya, data berkualitas tinggi dari survei seismik 3D ini diharapkan dapat mengurangi tingkat risiko dan ketidakpastian dalam aktivitas eksplorasi dan pengembangan potensi hidrokarbon di area Cunda-Jeuku di masa yang akan datang,” demikian Wiendra.(TH05)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *