Kutacane. RU – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Bersatu menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRK Aceh Tenggara, Kamis (04/09/2025).
Mereka menyoroti berbagai isu nasional, mulai dari pemberantasan korupsi hingga pembatasan kebebasan sipil.
Aksi damai ini dimulai dengan longmarch dari Stadion H. Syahadat menuju kantor DPRK Aceh Tenggara.
Massa membawa poster dan meneriakkan yel-yel perlawanan.
Setiba di depan kantor dewan, mahasiswa disambut pimpinan DPRK yang menawarkan parsel berisi semangka dan air mineral, namun pemberian itu ditolak.
Penanggungjawab aksi, Eko Widyanto, menyatakan bahwa langkah mahasiswa turun ke jalan merupakan bentuk protes terhadap praktik represif pemerintah.
“Sumpah jabatan hanya tinggal sumpah palsu. Kami tidak akan diam ketika rakyat terus ditindas,” ujar Eko dalam orasinya.
Aksi demo yang dilakukan berjalan dengan kondusif serta berakhir dengan diskusi damai antara Aparat Penegak Hukum, Anggota DPRK dan Mahasiswa yang berdemonstran.(AFW016)
Dalam pernyataan sikapnya, aliansi mahasiswa menyampaikan enam tuntutan utama.
- Mendesak pemerintah dan DPR segera mengesahkan RUU Perampasan Aset untuk memperkuat upaya pemberantasan korupsi.
- Meminta pembebasan seluruh aktivis dan demonstran yang ditahan karena menyuarakan pendapat.
- Menuntut Presiden Prabowo Subianto bertanggung jawab atas dugaan pelanggaran HAM dan pembatasan kebebasan sipil.
- Mahasiswa mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mundur karena dinilai gagal mencegah tindakan represif aparat.
- Meminta pemerintah membatalkan pembahasan RUU bermasalah seperti RUU Polri, RUU Penyiaran, dan RUU KUHP yang dianggap mengancam demokrasi.
- Menolak kenaikan gaji dan tunjangan DPR RI serta merekomendasikan agar tambahan anggaran dialihkan untuk program yang lebih pro-rakyat.