Dianugerahi Prabowo Bintang Sakti, Ini Kisah Heroik Darius Bayani

Darius Bayani
Darius Bayani yang dianugerahi Bintang Sakti oleh Prabowo. (Foto: Okezone)

Jakarta. RU – Beberapa hari lalu, Presiden Prabowo Subianto memberikan tanda kehormatan bintang sakti kepada Letda (Purn) Darius Bayani, dalam Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Landasan Suparlan, Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) TNI AD, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Bintang Sakti diberikan sebagai penghargaan kepada prajurit yang menunjukkan keberanian, keperwiraan, dan jasa luar biasa dalam pertempuran atau operasi militer strategis baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Bayani mendapat Bintang Sakti atas jasanya saat berdinas di TNI. Salah satunya dalam Operasi Mapenduma di Papua tahun 1996.

“Serka Bayani adalah putra daerah Papua. Dia terkenal di Kopassus. Orangnya tenang, berani, memiliki kemampuan luar biasa dalam menembak, dan memiliki kemampuan membaca jejak,” tulis Prabowo dalam bukunya berjudul Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto,”dikutip Kamis (14/8/2025).

“Dalam operasi di Papua beliau biasanya tidak menggunakan sepatu. Hanya memakai celana pendek,” sambung Prabowo.

Serka Bayani dalam Operasi Mapenduma bisa masuk ke camp musuh karena mengira bagian dari mereka.

Bahkan, dalam sekali operasi Bayani berhasil menewaskan beberapa musuh dan merebut 3-4 pucuk senjata.

“Secara keseluruhan, Beliau berhasil merebut lebih dari 100 puncuk senjata dari tangan musuh,” ujar Prabowo.

Prabowo mengatakan, Operasi Mapenduma sangat sulit karena lokasi penyanderaan di dalam belantara Papua. Saat itu, TNI juga belum memiliki satelit, drone dan pesawat pengintai sehingga sangat sulit mendapatkan data intelijen yang mutakhir.

TNI saat itu juga tidak memiliki peta topografis skala 1:50.000, hanya ada peta bagan yang terbuat dari tangan. Peta inilah yang akhirnya diperbanyak.

Menjelang waktu akhir harus mengambil keputusan untuk menentukan sasaran, Prabowo bertanya kepada tim intelijen di mana posisi komandan pasukan GPK Kelly Kwalik dan para sandera.

Tim intelijen meyakini penyandera dan sandera berada di dalam salah satu dari enam titik dalam 2-3 hari. Karena tidak ada exact location, Prabowo kemudian memutuskan enam titik sesuai yang diberikan tim intelijen sebagai sasaran operasi.

Penyerbuan dilakukan dengan menggunakan enam helikopter serbu. Menjelang operasi dimulai, Prabowo diberi tahu oleh tim peninjau dari luar negeri yakni Inggris.

Mereka menyampaikan telah berhasil menyelundupkan satu alat (beacon) pada saat mereka menitip obat-obatan, makanan dan pakaian kepada Palang Merah Internasional kepada para sandera. Alat itu bisa memberi sinyal dan menentukan exact location.

Mereka kemudian menggunakan helikopter untuk mencari sinyal beacon tersebut. Mereka lalu kembali dan memberikan titik koordinat exact location sasaran. Setelah dicek, titik sasaran berada di suatu gunung yang tinggi. Namun, titik itu berada di luar 6 sasaran yang diberikan oleh tim intelijen sebelumnya.

Insting Prabowo mengarahkannya untuk bertanya kepada orang yang berpengalaman dan menguasai wilayah itu. Saat itu, Prabowo memanggil Serka Bayani dan menjelaskan titik koordinat yang disebutkan oleh pakar dari Inggris.

Saat itu, Bayani menepisnya. Bahkan, Prabowo menjelaskan jika pakar dari Inggris itu menggunakan teknologi canggih untuk menentukan exact location. Lagi-lagi Bayani tetap menampiknya. Dengan logat khas Papua, Bayani memberikan penjelasan.

“Bapak, jangankan Kelly Kwalik, monyet pun tidak mau tinggal di situ. Tidak ada air di situ. Bapak, bagaimana sekian puluh orang berada di atas (gunung) tanpa air,” ujar Serka Bayani.

Dikatakan Prabowo, penjelasan Serka Bayani tidak akan dilupakannya meski setelah sekian puluh tahun. “Inilah kecerdasan dari seorang pribumi, putra daerah. Dia lebih tahu kondisi setempat dibandingkan dengan orang asing yang datang dari jauh walaupun membawa alat yang canggih. Saya memilih untuk percaya kepada anak buah sendiri yang punya pengalaman nyata,” kata Prabowo.

Prabowo kemudian memutuskan untuk menyerang enam titik sesuai hasil kajian tim intelijen. Operasi Mapenduma itu akhirnya berhasil membebaskan sandera. Meski demikian, dari 26 sandera, 3 orang meninggal dunia dibunuh penyandera. Sedangkan sisanya lepas termasuk seluruh peneliti asing.(TH05)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *