Lhokseumawe. RU — Suasana Qube Billiard & Cafe di Jalan Samudera 1, Lancang Garam, mendadak berubah jadi ajang adu gengsi para master stik dari berbagai penjuru Aceh. Selama dua hari berturut-turut, Sabtu–Minggu, 12–13 Juli 2025, sebanyak 128 peserta saling unjuk skill dalam Open Tournament 9 Ball Se-Aceh yang digelar oleh POBSI Kota Lhokseumawe bareng Qube Billiard & Cafe.
Bukan sekadar ajang adu ketepatan bola masuk lubang, turnamen ini jadi bukti sahih kalau biliar bukan tempat judi, tapi olahraga serius dan penuh prestasi.
Peserta datang dari berbagai daerah [mulai dari Banda Aceh, Aceh Besar, Lhokseumawe, Langsa, hingga Aceh Tamiang].
Dan di balik setiap tembakan bola, terselip semangat dan mimpi anak muda Aceh untuk dikenal sebagai atlet, bukan sekadar penonton.
Daftar Juara:🥇 Dodi P – Juara 1🥈 Jacksen – Juara 2🥉 Atip – Juara 3🎖️ Kiki B – Juara 4
Turnamen ini tak cuma disambut antusias penonton dan komunitas, tapi juga dihadiri langsung oleh Badiuzzaman, S.Sos, Kabid Bina Peribadatan dan Urusan Haji (BPUH) Dinas Syariat Islam Kota Lhokseumawe, Sahlan Sekretaris Umum POBSI Aceh serta Pelda Fernando Manik, Ba TI Gakkum Denpom IM/1, mewakili POM Dam Iskandar Muda.
Piala juara diserahkan langsung oleh Badiuzzaman, simbol pengakuan bahwa biliar bisa berdampingan dengan nilai-nilai etika dan religiusitas masyarakat Aceh, selama dikelola dalam semangat positif.
M Raisul Akram ST, Owner Qube Billiard & Cafe, dengan lantang menyuarakan pentingnya menghapus stigma terhadap olahraga biliar.
“Kita sering salah kaprah. Biliar bukan tempat judi. Ini olahraga yang menuntut presisi, fokus, dan mental kuat. Di PON XXI kemarin, Aceh bawa pulang 1 emas, 2 perak, dan 2 perunggu dari biliar. Itu prestasi, bukan pelampiasan.” ungkap Raisul seperti dilansir rahasiaumum.com. Rabu, (16/07/2025) dari Lhokseumawe.
Dikatakan bahwa; turnamen dimaksud adalah sebagai langkah awal untuk membentuk ekosistem biliar yang sehat dan terorganisir.
“Kita ingin Lhokseumawe jadi sentral pembinaan biliar di Wilayah Utara Aceh. Dari sini kita bangun prestasi, bukan sekadar kompetisi.”Di tengah euforia e-sports dan tren olahraga digital, biliar tetap punya tempat spesial—teknik, akurasi, dan ketenangan menjadi modal utama.
Dengan pembinaan yang serius dan ruang yang positif, anak-anak muda Aceh bisa menembus kancah nasional hingga internasional.
Turnamen ini bukan hanya tentang menang dan kalah, tapi tentang keberanian mengubah narasi. Dari yang dulu dianggap [remang-remang], kini biliar siap menyala terang di panggung olahraga prestasi Aceh. [SO4].