Samarinda. RU – Kerajinan Rumah Tangga [Kraft] Tenun Songket karya Lindung Bulan jadi primadona diajang Hari Ulang Tahun (HUT) Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) ke 45, berpusat di Samarinda. Kalimantan Timur.
Anjungan Pemerintah Aceh Tamiang di ajang HUT Dekranas ke 45 itu, di sesaki pengunjung. Mereka ingin melihat secara langsung Tenun Songket Lindung Bulang [Karya budaya leluhur Tanah Bumi Muda Sedia].
Rasa penasaran pengunjung tak terbantah, sebab nama Tenun Songket karya Lindung Bulan, sudah mendunia, bukan lagi level nasional.
Sebab sudah berulang kali menyabet gelar peringkat satu, di even internasional di Jakarta tahun 2012 – 2017 lalu [Saat Ika Hamdan Sati menjabat sebagai ketua Dekranasda Aceh Tamiang].
Begitu kesohornya Tenun Songket Aceh Tamiang. Pun begitu pengunjung hanya dengar dan tahu nama dan melihat fotonya saja kala itu. Melihat secara langsung belum pernah.
Saat HUT Dekranas ke 45 ini, pengunjung yang penasaran dapat melihat secara langsung Tenun Songket karya anak bangsa itu di kagumi Dunia.
Begitu jelas Ketua Dekranasda Aceh Tamiang Nyonya Yuyun Armia seperti dilansir rahasiaumum.com dari Samarinda. Jumat (11/07/2025).
Dikatakan; Tenun songket Lindung Bulan asal Aceh Tamiang tak diragukan lagi kualitasnya.
Para penjaga anjungan Aceh Tamiang sibuk memenuhi permintaan, mulai dari menjawab pertanyaan pengunjung, foto motif dan pesanan para pembeli.
Tenun songket khas asal Aceh Tamiang memiliki daya pikat tersendiri. Apalagi motifnya telah dipatenkan sebagai kekayaan komunal Aceh Tamiang pada tahun 2021.
Tenun songket bukan hanya sekedar menjadi pakaian, tetapi juga ciri khas budaya dan cinderamata produk kreatif yang bernilai ekonomi tinggi.
Yuyun, tak bisa menyembunyikan rasa gembiranya. Ia menyebut antusiasme pengunjung menjadi sinyal baik bahwa peluang pasar untuk kerajinan dan produk unggulan Aceh Tamiang sangat terbuka.
“Alhamdulillah, ini menjadi motivasi bagi para pengrajin Tamiang untuk terus berkarya. Kita ingin kerajinan Tamiang semakin dikenal dan membawa manfaat bagi ekonomi pengrajin,” ujarnya.
Disebutkan, satu lembar kain songket bertenun khas Aceh Tamiang itu dihargai mulai dari Rp800 ribu hingga Rp2 juta.
“Kain songket Lindung Bulan yang paling digemari ialah motif Pucuk Rebung,” katanya menimpali.
Tak hanya tenun, jilbab bermotif khas Aceh Tamiang juga laris diminati pengunjung. Diakui Yuyun; produk unggulan yang dibawanya itu membuat anjungan pameran Dekranasda Aceh Tamiang ramai sejak pagi hingga sore.
Kerajinan dari lidi sawit pun menjadi primadona, menampilkan sentuhan tangan kreatif pengrajin Bumi Muda Sedia yang memadukan keindahan dan fungsi dalam satu karya.
Dikesempatan itu, Yuyun menjelaskan; Aceh Tamiang telah memiliki 25 motif tenun yang terdaftar sebagai hak kekayaan intelektual daerah.
“Saat ini, Aceh Tamiang telah memiliki 25 motif tenun songket khas daerah yang telah dipatenkan. Dalam aspek pemasaran, kain songket tenun khas Aceh Tamiang yang dinamai Lindung Bulan ini sudah memiliki pasar, tetapi produksinya masih terbatas,” urainya.
Hingga saat ini, anjungan Aceh Tamiang telah dikunjungi sejumlah pejabat pemerintahan dan Anggota DPR RI yang memberi apresiasi atas kualitas kerajinan lokal yang ditampilkan.
Dekranasda Aceh Tamiang berharap momentum pameran ini menjadi pintu pembuka bagi kerajinan dan produk unggulan lokal untuk menembus pasar lebih luas, membawa nama baik daerah, sekaligus menguatkan ekonomi pengrajin di Bumi Muda Sedia.
Hadiri HUT Ke – 45 Dekranas
Sebagai Ketua Dekranasda Aceh Tamiang Yuyun Armia Wakil Ketua Linda Ismail hadiri Acara Syukuran Hari Ulang Tahun (HUT) ke – 45 Dekranas yang diselenggarakan pada tanggal 9 – 11 Juli 2025 di Sport and Convention Center (BSCC) Dome Balikpapan, Kalimantan Timur.
Dikesempatan itu, stand Dekranasda Kabupaten Aceh Tamiang menampilkan sejumlah kerajinan seperti tas, songket, baju/fashion, bermotif khas Daerah Aceh Tamiang
HUT ke – 45 Dekranas yang bertema [Perajin Berdaya Mendunia] juga dihadiri oleh Wamendagri Ribka Haluk, Ketua Harian Dekranas Tri Tito Karnavian, Gubernur Kalimantan Timur, Walikota Balikpapan, seluruh Ketua Dekranasda se-Indonesia beserta jajaran dan undangan lainnya.
Menurut Yuyun, momentum seperti tersebut sangat baik selain untuk mempererat silaturahmi sekaligus mengenalkan produk kerajinan yang ada di setiap daerah, sehingga bisa mengangkat karya anak bangsa dan nantinya bisa bersaing secara global.
“Saya berharap melalui pameran, promosi, dan jejaring yang terbentuk industri kerajinan Indonesia, khususnya Aceh Tamiang terus maju dan mampu bersaing di pasar global,” ujar Yuyun yang tampil anggun menggunakan pakaian Motif khas Aceh Tamiang didampingi Linda Ismail.
Pada ajang ini, stand Dekranasda Kabupaten Aceh Tamiang sangat diminati pengunjung baik dari Kabupaten setempat maupun dari Propinsi lain.
Karena Tenun Songket Kabupaten Aceh Tamiang yang dikerjakan dengan baik secara halus dengan perpaduan warnanya sehingga menghasilkan kain yang bagus menjadi serbuan para pengunjung di stand Bumi Muda Sedia ini.
HUT ke – 45 Dekranas Tahun 2025 meliputi pameran produk kerajinan dan UMKM, pemeriksaan kesehatan gratis, side event, jamuan makan malam (gala dinner) dan kunjungan ke Ibu Kota Nusantara (IKN).
Total peserta yang hadir mencapai 3.769 orang yang terdiri dari Seruni Kabinet Merah Putih, pengurus Dekranas Pusat, serta perwakilan Dekranasda dari 37 provinsi dan kabupaten/kota se – Indonesia.
Tercatat sebanyak 442 orang dari provinsi, 687 orang dari kota dan 2.528 0rang dari kabupaten turut ambil bagian dalam perayaan ini.(S04)