Alami Gejala Aneh, Tanaman Padi di Desa Tupah Mendadak Mati

Alami Gejala Aneh, Tanaman Padi di Desa Tupah Mendadak Mati
  • Petani Terancam Gagal Panen

Kualasimpang. RU – Seluas Setengah hektar tanaman padi sawah milik petani di Desa Tupah, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang dikabarkan mendadak hangus dan mati, akibat dari itu, sejumlah petani di desa itu terancam gagal panen.

“Tanaman padi itu baru saja ditanam tiba-tiba mati dengan kondisi hangus. Kejadian ini membuat petani kebingungan karena belum diketahui penyebabnya,” ujar salah seorang petani, Subhan (40) kepada rahasiaumum.com, Rabu (04/06/2025) sembari mengungkapkan bahwa seluruh padi yang baru berusia sekitar satu minggu mengalami hal serupa.

Subhan menyebutkan, seluruh batang tanaman padi hingga daun gosong, lalu mati. Bahkan setelah dilakukan penanaman ulang olehnya, tetap mati juga dengan kondisi hangus.

Menurut Subhan, luas hamparan lahan sawah yang tanamannya mengalami mati mencapai hampir setengah hektare, dengan sekitar 10 rante di antaranya menunjukkan gejala paling parah.

“Kalau dihitung semua lahan terdampak, bisa lebih dari setengah hektare,” katanya.

Subhan dan petani lainnya mengaku telah melaporkan kondisi ini kepada petugas penyuluh pertanian setempat. Namun, hingga kini belum ada penjelasan pasti mengenai penyebab kematian massal tanaman tersebut.

“Sudah dua kali petugas penyuluh turun, tapi hanya melihat-lihat saja. Mereka juga bilang belum tahu penyebabnya. Malah kami disuruh sendiri bawa sampel tanah ke laboratorium,” keluhnya.

Ia berharap, petugas tidak hanya memberikan saran, tetapi juga turun langsung untuk mengambil sampel tanah guna diperiksa lebih lanjut.

“Kami ini petani, mana tahu soal teknis begitu. Harusnya petugas yang ambil sampelnya lalu dibawa ke laboratorium,” tambahnya.

Fenomena serupa pernah terjadi tahun lalu, saat padi berusia 35 hari. Saat itu, sebagian petani gagal panen karena tanaman mengalami kondisi serupa.

“Ini kejadian yang kedua. Tahun lalu juga begini, akhirnya kami gagal panen. Kalau dibiarkan, kami bisa kehilangan penghasilan, karena semua bergantung pada sawah,” ungkap Subhan.

Ia menegaskan bahwa pengamatan visual saja tidak cukup. Pemeriksaan laboratorium atas sampel tanah dinilai penting untuk menemukan akar permasalahan.

Menanggapi laporan ini, Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Kabupaten Aceh Tamiang, M. Yunus, SP menyatakan akan segera menindaklanjuti dan meminta penyuluh kembali turun ke lapangan.

“Akan segera dicek kembali. Kalau sampai tanaman mati begitu, pasti ada masalah dengan tanahnya. Kalau tanahnya bagus, tidak mungkin mati,” katanya.(S011)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *