- Terkendala Modal dan Pembinaan
Bireuen. RU – Proyek budidaya ikan/udang dengan sistem Bioflok yang dibangun menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) tahun 2022 senilai Rp 4 miliar di beberapa Kecamatan di Kabupaten Bireuen.
Meski begitu, pengawas kelompok nazar memberikan klarifikasi. Ia menjelaskan, pada awalnya program budidaya bioflok berjalan cukup baik, bahkan sempat panen di tahap awal pembentukan.
Namun, saat ini kegiatan tersebut terhenti karena keterbatasan modal serta minimnya pengetahuan dan panduan teknis dalam menghadapi tantangan seperti perubahan cuaca dan iklim.
“Saya klarifikasi sedikit, sebenarnya bukan gagal. Sistemnya berjalan dengan baik di awal-awal, kami bahkan sempat panen di kelompok teulaga Sawah Kecamatan Kuala tapi sekarang tidak beroperasi lagi karena minimnya modal yang mereka miliki,” ujar Pengawas kelompok tersebut kepada rahasiaumum.com, Rabu (22/5/2025).
Ia mengungkapkan bahwa kurangnya pengetahuan serta panduan teknis? mengenai budidaya ikan, terutama dalam menghadapi perubahan cuaca dan iklim, menjadi penyebab utama banyaknya ikan yang mati dan kerugian yang dialami kelompoknya.
“Ini juga tak terlepas dari kurangnya arahan dan pembinaan dari pihak atau dinas terkait. Kalau terfokus ke situ, kebutuhan dapur mereka sehari-hari bisa tidak terpenuhi,” tambahnya.
Untuk diketahui, proyek ini merupakan hasil dari Pokok Pikiran (Pokir) salah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA). Sejak dibangun.
Proyek di bawah Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh APBA Tahun Anggaran 2022 tersebut tersebar di sejumlah kecamatan di Kabupaten Bireuen.
Dengan kondisi yang ada, banyak pihak mendesak agar proyek-proyek serupa di masa mendatang dirancang lebih matang dan disertai dengan pendampingan serta pelatihan yang berkelanjutan agar benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat.(rel)