Sempat Viral Puskesmas Simpang Kiri Tolak Pasien TB, Y Klarifikasi

Sempat Viral Puskesmas Simpang Kiri Tolak Pasien TB, Y Klarifikasi
  • Pasien: Puskesmas Tidak Menolak, Saya Dilayani dengan Baik

Kualasimpang. RU – Beredarnya kabar penolakan pihak Puskesmas Simpang Kiri memberikan pelayanan obat kepada seorang pasien penderita TB Paru warga Kampung (Desa) Selamat, Kecamatan Tenggulun Kabupaten Aceh Tamiang masih menjadi perbincangan hangat dikalangan masyarakat di Kecamatan Tenggulun.

Dikabarkan bahwa, Y, penderita TB tidak diberikan pelayanan medis sebagaimana mestinya saat akan mengambil obat ke Puskemas Simpang Kiri.

Diketahui, selama ini, Puskesmas Simpang Kiri merupakan faskes bagi pasien yang secara rutin memberikan pelayanan dan penanganan medis terhadap diri pasien yang menderita penyakit TB.

Namun, disebabkan diri pasien telah berpindah faskes dari Puskesmas Simpang Kiri ke Klinik Keluarga Medika di Kampung Selamat, namun ketika pasien ingin mengambil obat yang dibutuhkan, dirinya tidak terlebih singgah ke Klinik Keluarga Medika sebagai faskes barunya bagi pasien Y, justru malah langsung ke Puskesmas Simpang Kiri.

“Saya dari rumah tidak singgah di Klinik Keluarga, tapi langsung ke Puskesmas Simpang Kiri, karena katanya walaupun berpindah faskes, tetapi bisa berobat dimana saja,” ungkap Y saat ditemui rahasiaumum.com, di Desa Selamat, Kamis (01/05/2025).

Sebagai pasien TB paru yang secara rutin menerima layanan khusus sejak 6 bulan lalu, wajah pasien yang satu ini tidak asing lagi dan bahkan sangat dikenal oleh pihak Puskesmas Simpang Kiri.

“Setibanya di Puskesmas Simpang Kiri, karena saya sudah pindah faskes ke Klinik Keluarga, dan kedatangan saya ke Puskesmas tidak membawa surat rujuk mengambil obat dari Klinik, lalu oleh Pak Kapus (Kepala Puskemas) saya diminta untuk ke Klinik Keluarga, dan menyampaikan agar dokter Dyan menelfon pak Kapus,” ungkap Y.

Terkait beredarnya kabar bahwa Puskesmas menolak memberikan obat kepada dirinya, kepada rahasiaumum.com Y membantah dan mengaku tidak pernah mengatakan ditolak.

“Selama ini saya berobat rutin di Puskesmas, sampai kemarin terakhir saya berobat ke Puskesmas, saya tidak pernah ditolak, saya selalu dilayani dengan Baik. Jadi Puskesmas tetap memberikan pelayanan dengan baik, hanya saja, karena saya sudah berpindah faskes dan datang ke Puskesmas tidak membawa surat dari Klinik, saya hanya diminta untuk kembali ke Klinik agar dokter Klinik menghubungi kepala Puskesmas, setelah itu saya tetap diberi obat kok. Jadi tidak pernah saya ditolak berobat oleh Puskesmas Simpang Kiri,” ungkap Y.

Meski demikian, seusai menemui pasien yang dikabarkan ditolak oleh Puskesmas Simpang Kiri, rahasiaumum.com singgah ke Klinik Keluarga Medika untuk mengkonfirmasi terkait persoalan pasien Y yang sempat viral. Namun setibanya rahasiaumum.com di Klinik Keluarga Medika sebagai layanan faskes bagi pasien peserta BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, ternyata sedang tutup dan tidak seorangpun ada terlihat di klinik tersebut.

Karena terdapat tulisan di papan plank Klinik Keluarga, “Hari Sabtu dan Minggu tutup” maka rahasiaumum.com segera bergegas pulang setelah beberapa kali mengambil jepretan foto dari jalan kearah klinik.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Simpang Kiri, Ns. Adi Hapni, S.Kep, dikonfirmasi membenarkan adanya perpindahan data atas diri pasien penderita TB paru dari faskes Puskemas Simpang Kiri ke Faskes Klinik Keluarga Medika.

Pun begitu, seperti yang diungkapkan pasien Y juga dikatakan Adi Hapni dengan kalimat yang sama yang membantah telah menolak pasien penderita TB paru mengambil obat ke Puskesmas Simpang Kiri.

“Tidak ada itu, tidak ada pak, Hal yang tidak ada kami lakukan itu malah justru yang dibesarkan-besarkan,” ujar Adi sembari mengucapkan bahwa bantahannya dimaksud memiliki data lengkap atas rekam jejak medis dan digital.

“Bukti lengkap ada di kami,” imbuh Adi Hapni dalam memberikan pelayanan yang baik dan sesuai dengan standar kewajiban kepada pasien, terlebih lagi terhadap pasien TB paru yang menjadi pasien khusus dan prioritas.

“Kami pihak Puskesmas Simpang Kiri memiliki data lengkap terhadap layanan kami terhadap diri pasien dimaksud. Mulai dari data tertulis sampai rekam CCTV juga ada. Dari sana bisa dilihat, adakah atau tidak Puskesmas Simpang Kiri menolak melayani terhadap seorang pasien,” ujar Adi Hapni.

Adi Hapni juga tidak mengetahui ada kepentingan apa dibalik peristiwa viralnya kabar menghebohkan ini. Sementara pihaknya tidak merasa melakukan hal yang negatif terhadap seluruh pasien.

“Ini kan persoalan isu dan kabar negatif yang indikasinya mengada-ada, lalu menyebar luas dan menjadi isi yang sangat memalukan, baik bagi Puskemas Simpang Kiri, maupun terhadap diri saya pribadi maupun keluarga saya,” urai Adi Hapni.(S011)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *