‘Titik Nol’ Menata Aceh Tamiang Maju dan Berkembang

Avatar photo
‘Titik Nol’ Menata Aceh Tamiang Maju dan Berkembang
banner 120x600
banner 468x60

Kualasimpang. RU – Membangun Aceh Tamiang harus dimulai dari titik nol, Pasca pelantikan pasangan Drs. Armia Pahmi, MH – Ismail, SE.I sebagai bupati dan wakil bupati Aceh Tamiang definitif periode 2025 – 2030 pada 17 Februari 2025 lalu, melalui sidang paripurna di Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) setempat.

Jadi tonggak ‘nadir’ menuju pembangunan di Tanah Bumi Muda Sedia [Julukan Aceh Tamiang] yang maju, berkembang dan berkelanjutan.

Dengan senyum, Armia bergumam. “Inilah titik nol, untuk memulai pembangunan di Aceh Tamiang; maju, berkembang serta berkelanjutan. Apa yang tertuang dalam Visi dan Misi saya bersama pak Ismail, akan kita buktikan, meski untuk menuju yang lebih baik bukan seperti membalikkan telapak tangan, penuh perhitungan dan kajian yang matang. Saya butuh orang orang pintar dan pemikir andal, untuk menjawab semua ini,” Katanya memulai percakapannya dengan rahasiaumum.com awal pekan lalu.

Dimulai dari pintu gerbang perbatasan provinsi Sumatera Utara – Aceh. memasuki wilayah Aceh, tak ada yang indah dan layak untuk dijual. Meski itu adalah urusan provinsi Aceh, “Saya sudah usulkan kepada Mualem (Gubernur Aceh) untuk membangun pintu gerbang perbatasan yang megah dan memperlihatkan bahwa maju dan berkembang, Insha Allah ditahun 2026 nanti wilayah perbatasan akan di tata sedemikian rupa agar terlihat, rapi, asiri, ikonik, estetik dan mereka yang melihat merasa kagum,” sebutnya.

Pembangunan Mesjid Agung Aceh Tamiang, menjadi ukuran bahwa penyebaran syi’ar Islam berjalan sangat baik di Bumi Muda Sedia.

Kata Armia, Selain membangun mesjid Agung yang megah dan indah, juga menjadi ikonik Islam di Aceh Tamiang dengan wisata religi menjual estetika yang islami, agar Tamiang lebih di kenal. Sebab ada hal hal menarik dan takjub yang disuguhkan kabupaten paling timur di provinsi Aceh.

“Nanti, kita minta bantu provinsi, Perusahaan Melalui CSR nya. Juga Baitul Mal, mana tahu bisa digunakan juga untuk pembangunan Mesjid Agung Aceh Tamiang nantinya dana Baitul Mal itu. Sayang, sudah 22 tahun Mesjid Agung saja belum ada kita,” sebutnya.

Sebutnya lagi, itu bagian dari program jangka pendeknya. Menuntaskan program yang tertinggal. Seperti Stadion, Jalan Elak serta yang lainnya. Armia akan menuntaskan yang tertinggal tersebut.

Konsolidasi Internal

Melanjutkan estapet pembangunan di Aceh Tamiang. Armia akan melakukan konsolidasi internal terlebih dulu. Menguatkan tata kelola pemerintahan yang akuntabel, good governance dan clean goverment.

“Ini dulu yang harus kita tata, konsolidasi juga bisa menyerap program terdahulu yang sedang berjalan, mencari masukan agar Aceh Tamiang bisa tertata lebih baik lagi. Cita cita saya, agar siapa pun orang yang masuk ke sini akan berdecak kagum dengan pembangunan yang ada. Saya pikir ini logika bukan hayalan. Tentu saja dimulai dengan melakukan konsolidasi,” bebernya.

Konsolidasi itu untuk menyatukan persamaan visi dan misi, yang akan dijalankan pada Pemerintahan Armia Pahmi – Ismail.

“Kenapa harus Konsolidasi? Sebab konsolidasi adalah proses penggabungan, penyatuan, atau penyesuaian data, informasi, atau kegiatan untuk mencapai tujuan yang lebih efektif dan efisien,” Katanya.

Dalam konteks pemerintahan, konsolidasi dilakukan untuk beberapa tujuan, antara lain; membantu Bupati untuk menggabungkan data dan informasi dari berbagai sumber, sehingga dapat memperoleh gambaran yang lebih lengkap dan akurat tentang kondisi kabupaten.

Selanjutnya; Dengan konsolidasi, Bupati dapat mengidentifikasi duplikasi kegiatan, menghilangkan inefisiensi, dan meningkatkan efektivitas program dan kegiatan pemerintahan.

Konsolidasi membantu Bupati untuk mengoptimalkan sumber daya, baik itu sumber daya manusia, keuangan, maupun infrastruktur.

Dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan dan program pemerintahan. Serta membantu Bupati untuk mengembangkan perencanaan yang lebih baik, lebih efektif, dan lebih efisien dalam mencapai tujuan pembangunan kabupaten.

“Dengan demikian, konsolidasi yang saya lakukan dapat membantu meningkatkan kualitas pemerintahan, efisiensi, dan efektivitas dalam mencapai tujuan pembangunan kabupaten,” Ujar Armia.

Menata Pembangunan yang Maju dan Berkembang

Armia memang punya cara tersendiri untuk menata pembangunan yang maju dan berkembang di Aceh Tamiang. Kata Dia pertama sekali yang harus dilakukan adalah prinsip.

Sebab untuk menuju Pembangunan Berkelanjutan; harus dapat Mengintegrasikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam pembangunan. Pembangunan Inklusif; Mengutamakan kesetaraan dan keadilan dalam pembangunan.

Pembangunan Berbasis Masyarakat; pada perjalanannya memang melibatkan peran serta masyarakat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

“Itu strategi, yakni mengintegrasikan perencanaan pembangunan dengan berbagai sektor dan stakeholders. Membangun infrastruktur yang memadai untuk mendukung pembangunan ekonomi dan sosial. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan, saya pikir semua pemimpin akan berpendapat seperti yang saya pikirkan,” celetuknya.

Lalu Meningkatkan ekonomi lokal melalui pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) dan industri kreatif. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Kemudian baru mengukur Indikator Keberhasilan; di antaranya Meningkatkan IPM melalui peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Menaikkan PAD melalui pengembangan ekonomi lokal dan peningkatan efisiensi pengelolaan keuangan daerah.

Meningkatkan kualitas lingkungan hidup melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

“Ini sebenarnya dasar yang harus kita terapkan konsep dan strategi seperti saya sebutkan di atas, baru Kabupaten dapat mencapai pembangunan yang maju dan berkembang,” Pungkas Armia.(S04)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *