Jantho. RU – Pemerintah Kabupaten Aceh Besar melalui Dinas Soisal (Dinsos) mencatat telah menyalurkan bantuan untuk 638 jiwa korban bencana, baik itu korban bencana angin kencang maupun korban kebakaran yang terjadi di Aceh Besar sepanjang tahun 2024.
Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto SSTP MM melalui Plt Kepala Dinas Sosial Aceh Besar, Aulia Rahman, SSTP, MSi, mengatakan, bantuan tersebut diberikan kepada masyarakat sebagai bentuk kepedulian Pemerintah Kabupaten Aceh Besar untuk masyarakat yang sedang tertimpa musibah.
“Saat ada laporan musibah kebakaran atau angin kencang Pj Bupati Aceh Besar secara cepat mengintruksikan Dinsos untuk menyalurkan bantuan masa panik kepada korban bencana. Bantuan tersebut dimaksudkan sebagai bantuan penanganan awal bagi korban bencana kebakaran ataupun angin kencang,” kata Aulia, di Kota Jantho, Rabu (08/01/2025).
Plt Kepala Dinas Sosial Menurut Aulia Rahman, bantuan masa panik yang disalurkan berupa bahan sandang dan pangan. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban akibat musibah yang dialami korban terdampak.
“Penyerahan bantuan ini sesuai arahan Pj Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto SSTP MM, yang meminta agar segera menyalurkan bantuan begitu mendapatkan informasi terkait musibah tersebut,” ujar Aulia Rahman.
Ia mengimbau kepada masyarakat Aceh Besar untuk tetap waspada terhadap cuaca dan yang sedang terjadi, baik itu musim kemarau maupun dimusim penghujan. Baginya bencana itu bisa datang kapan saja serta menimpa siapa saja. Namun sebagai masyarakat ia meminta masyarakat tidak abai terhadap hal-hal yang bisa mengakibatkan bencana.
“Kita memang harus tetap waspada terhadap apapun yang bisa menyebabkan musibah, karena musibah itu bisa datang kapan saja. Makanya, kita tidak boleh terhadap apapu yang bisa menyebabkan bencana. Karena dampak bencana alam dapat mengakibatkan kerusakan, mulai dari kerusakan infrastruktur serta kerugian ekonomi,” ujarnya.
Aulia menjelaskan, Aceh Besar merupakan salah satu daerah yang juga memiliki ancaman bencana hidrometeorologi. Bencana itu disebabkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan. Penyebab lain dari bencana hidrometeorologi adalah perubahan iklim dan cuaca ekstrem.
“Fenomena alam ini yang mendorong naiknya intensitas hujan di Indonesia termasuk juga di Aceh, yang membuat intensitas hujan lebih tinggi dari sebelumnya. Bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, puting beliung, gelombang pasang, dan kekeringan berpotensi akan terjadi. Itu sebabnya kita harus terus siaga menghadapi fenomena alam tersebut,” pungkasnya.(*)